Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Kekeringan akibat Kemarau Semakin Meluas

Sri Utami
30/7/2019 19:29
Kekeringan akibat Kemarau Semakin Meluas
Seorangarga mencari kayu bakar di area waduk Tirtomarto Delingan yang mengalami penyusutan air di Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (29/7)(ANTARA)

KEKERINGAN di berbagai daerah di Indonesia dikabarkan semakin meluas akibat  musim kemarau yang terjadi tahun ini. Musim kemarau yang terjadi pada Juli hingga Oktober nanti dengan puncak kekeringan terjadi Agustus akan melanda 28 provinsi dengan luas wilayah 11,774.437 hektar dan lebih dari 48 juta jiwa terdampak suhu panas.

Deputi I Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Dody Usodo Hargo Suseno mengatakan kekeringin kali ini akan lebih kering ketimbang tahun lalu, tetapi tidak lebih kering ketimbang 2015. Hal tersebut disebabkan El Nino lebih lemah.

"Tahun ini akan lebih kering dari tahun kemarin. Sekarang ada satu daerah masih banjir, kebakaran hutan dan ada juga kekeringan. Seperti pessisir Selatan Jawa sudah kering," ujarnya.

Menghadapi kondisi tersebut 55 kepala daerah telah menetapkan surat siaga darurat bencana kekeringan. Selain itu dalam menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berbagai daerah rentan karhutla sudah menurunkan 1502 satgas di beberapa daerah yakni Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

"Kami juga sudah mendistribusikaan air bersih 7.04 juta liter air melalui tangki air, hidran air dan sumur bor. Sedangkan potensi karhutla terjadi peningkatan hotspot Juli yakni titik panas 70% lebih banyak dari tahun sebelumnya," ucapnya.

Lebih lanjut dikatakan dalam upaya menghadapi kekeringan dan antisipasi ancaman karhutla diperlukan koordinasi yang baik antar lembang dan kementerian. Sejauh ini langkah upaya yang sudah dilakukan dengan sosialisasi dan kampanye pencegahan karhutla serta penyampaian informasi peringatan dini.

"Kampanye hemat air juga kami lakukan. Upaya gotong royong ini sebagai respon, antisipasi, mitigasi hinga rehabilitasi dari bencana rutin setiap tahunnya."

Sementara itu menurut Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT Tri Handoko Seto menuturkan saat ini pihaknya telah siap untuk membuat hujan buatan sebagai langkah menghadapi musim kering.

"Sesuai hasil rapat akan dibangun dua posko utama di Halim Jakarta dan tambahan di Kupang," ujarnya.

Meski pun menurut Seno pihaknya telah menyiapkan alat dan bahan namun masih terkendala kesiapan sarana pesawat yang dimiliki TNI AU.

Sebelumnya 2018 masyarakat yang terdampak kekeringan sebanyak 4,87 juta jiwa yang berada di 11 provinsi yang terdapat di 111 kabupaten dan kota, 888 kecamatan dan 4.053 desa.

Sebagian besar kekeringan melanda wilayah Jawa dan Nusa Tenggara. Beberapa daerah yang mengalami kekeringan cukup luas adalah Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, NTT, dan Lampung serta Bali. Kota tersebut pada tahun ini masih menjadi kota yang harus diwaspadai kekeringan agronomis dan hidrologis. Sedangkan terdapak karhutla yakni Sumatera Selatan, Riau, Jambi dan sebagain besar Kalimantan. (Sru/A-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya