Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Mengatasi Dampak Penuaan di Organ Genital

Mediaindonesia
22/5/2019 06:40
 Mengatasi Dampak Penuaan di Organ Genital
Anggraeni Noviandini (tengah)(ist)

PENUAAN tidak hanya memengaruhi seluruh organ tubuh, termasuk organ kelamin. Pada kaum perempuan, penuaan pada organ kelamin ditandai dengan sejumlah gejala yang kadang menimbulkan masalah.

"Proses penuaan bagian dalam genital mulai dari usia 30-40 tahun," ujar dokter spesialis kulit dan kelamin, Anggraeni Noviandini, pada acara Ngabuburit Cantik di NMW Skincare Clinic, Bintaro, Tangerang Selatan, Sabtu (18/5).

Ia menjelaskan, tanda-tanda penuaan itu, antara lain lipatan-lipatan pada vagina akan semakin jelas, kulit semakin tipis, elastisitasnya berkurang, kelembapan berkurang, peredaran darah di sekitar organ semakin tidak lancar, dan vagina juga akan semakin sering merasa gatal dan bertambah sensitif. Gejala lainnya ialah inkontinensia urine atau sulit menahan buang air kecil sehingga sering mengompol.

Untuk mengatasi hal tersebut, kata dr Anggraeni, NMW Clinic memiliki sebuah perawatan bernama Thermiva, perawatan area genital menggunakan teknologi radio frekuensi.

"Thermiva berfungsi meremajakan area genital tanpa menimbukkan efek downtime seperti bengkak dan kemerahan yang membutuhkan waktu untuk kembali normal," ujarnya.

Terapi itu akan merangsang kolagen dan meregenerasi sel di dalam dinding vagina. Otot-otot area vagina juga diperbaiki. "Hasilnya, vagina terlihat cerah lagi, dari yang tadinya kering akan terasa lebih lembap," jelasnya.

Thermiva, lanjutnya, juga dapat memperbaiki pintu uretal untuk mengatasi inkontinensia urine. "Ada beberapa syarat agar perempuan dapat menjalani terapi Thermiva, antara lain hanya untuk perempuan yang sudah aktif secara seksual. Pasien tidak boleh sedang hamil. Kalau ada infeksi aktif, seperti gatal, keputihan dan perih, harus diobati dulu. Pasien juga harus sudah melakukan papsmear dan pelvis dalam satu tahun," ujarnya. (*/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya