Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
DIREKTUR Jenderal Pencegahan dan Penanganan Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono, mengatakan tidak ada pengobatan khusus atau vaksinasi yang tersedia untuk infeksi virus cacar monyet (monkeypox). Pengobatan dilakukan simptomatik dan supportif dapat diberikan untuk meringankan keluhan yang muncul.
Anung menjelaskan, gejala dan tanda penyakit ini, antara lain adanya masa inkubasi atau interval dari seseorang terinfeksi sampai timbulnya gejala monkeypox biasanya 6 hingga 16 hari, tetapi dapat berkisar dari 5 hingya 21 hari. Gejala yang timbul berupa demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot dan lemas. Selain itu, ruam pada kulit muncul pada wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Baca juga: Pemerintah Antisipasi Merebaknya Penyakit Cacar Monyet
"Ruam ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras," ujarnya, Senin (13/5).
Biasanya, kata Anung, diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai ruam tersebut menghilang. Anung menegaskan monkeypox merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 14 hingga 21 hari. Tetapi, kasus yang parah lebih sering terjadi pada anak-anak dan terkait dengan tingkat paparan virus, status kesehatan pasien dan tingkat keparahan komplikasi.
"Kasus kematian bervariasi tetapi kurang dari 10% kasus yang dilaporkan, sebagian besar di antaranya anak-anak," ucapnya.
Secara umum, kelompok usia yang lebih muda, lebih rentan terhadap penyakit monkeypox. Ia mengatakan didiagnosis penyakit ini hanya dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium.
Kejadian luar biasa penyakit ini pernah terjadi di sejumlah negara, pada 1970 terjadi kejadian luar biasa pada manusia pertama kali di Republik Demokratik Kongo, lalu pada 2003 dilaporkan kasus di Amerika Serikat, akibat riwayat kontak manusia dengan binatang peliharaan prairie dog yang terinfeksi oleh tikus Afrika yang masuk ke Amerika dan pada 2017 terjadi kejadian luar biasa di Nigeria.
Baru-baru ini, yakni Mei 2019 dilaporkan seorang warga negara Nigeria menderita Monkeypox, saat mengikuti lokakarya di Singapura. Berdasarkan laporan dan pemberitaan di,pasien cacar monyet di Singapura dan 23 orang yang kontak dekat dengannya diisolasi untuk mencegah penularan lebih lanjut. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved