Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Fokus

Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.

Meneliti Danau dan Laut di Titan Lebih Dekat

Sciencedaily/Rkp/L-2
27/4/2019 02:00
Meneliti Danau dan Laut di Titan Lebih Dekat
Planet Biru(NASA-JPL-CALTECH-UNIV ARIZONA)

TITAN, atau juga dikenal dengan nama Luna Saturno, telah lama diketahui memiliki kemiripan dengan bumi.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di Geophysical Research Letters pada 2018, Titan memiliki karakteristik yang serupa dengan 'Planet Biru' ini, yaitu memiliki lautan dan danau di elevasi yang setingkat dengan perbukitan atau gunung.

Selanjutnya, dalam temuan baru yang diterbitkan pada Sabtu (15/4) di Jurnal Nature Astronomy, peneliti membeberkan beberapa temuan lanjutan mengenai danau itu.

Untuk kali pertama mereka mengonfirmasi kedalaman danau di sana, yaitu lebih dari 300 kaki atau 100 meter, serta komposisinya yang mayoritas terdiri atas metana dan etana cair.

Lebih lanjut para ilmuwan juga memberikan informasi baru tentang terjadinya hujan metana cair (siklus hidrologi) yang mengalir dan meresap di sana.

Siklus hidrologi Titan tersebut mirip dengan bumi. Akan tetapi, ada satu perbedaan utama. Jika proses hidrologi bumi berawal dari air yang menguap dari laut, membentuk awan, dan hujan, Titan melakukan semuanya bukan dengan air, melainkan metana dan etana cair.

Metana dan etana memang cenderung dianggap sebagai gas di bumi, kecuali keduanya diberi tekanan dalam tangki. Namun, suhu di Titan sangat dingin sehingga metana dan etana berperilaku seperti cairan, sama seperti bensin pada suhu kamar di bumi.

Komposisi dan letak laut-danau

Berdasarkan data terakhir dari Cassini pada 2017, para ilmuwan mengetahui perbedaan komposisi dan letak danau serta laut di setiap sisi Titan. Laut dan danau di sebelah utara Titan, misalnya, dipenuhi dengan metana.

Sementara itu, Cassini juga telah mengukur Ontario Lacus, satu-satunya danau utama di belahan selatan Titan. Hasilnya, di sana mereka menemukan campuran metana dan etana yang kira-kira mempunyai proporsi sama.

Perbedaan komposisi di sisi utara dan selatan Titan, kata Jonathan Lunine dari Universitas Cornell di Ithaca, New York, ialah fakta siklus hidrologi di kedua sisi benar-benar berbeda.

Di sisi lain, para peneliti juga mengungkapkan perbedaan elevasi danau di sisi timur dan barat Titan. Di sisi timur, ada laut besar dengan ketinggian rendah, ngarai, dan pulau-pulau. Sebaliknya, di sisi barat, ukuran danau lebih kecil, hanya beberapa mil, tapi sangat dalam.

Bersamaan dengan penyelidikan danau itu, makalah kedua di Nature Astronomy mengungkap lebih banyak misteri siklus hidrologi Titan.

Selain itu, data terbaru menunjukkan Titan memiliki danau sementara. Artinya, danau ini terbentuk ketika hujan metana dan etana terjadi dengan deras, kemudian mengisi cekungan dan lengkungan di sana. Namun, ketika musim panas kembali datang, cairan itu meresap, menguap, dan mengering.

Diketahui, para astronom kali pertama mengetahui adanya cairan di Titan pada sekitar 1975 ketika data dari wahana antariksa Voyager memberikan petunjuk pertama bahwa Titan memiliki danau cair.

Namun, kala itu data tersebut hanya menunjukkan Titan memiliki kondisi ideal bagi cairan untuk eksis di permukaan, bukan citra secara langsung. (Sciencedaily/Rkp/L-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya