Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEMUA penyakit berawal dari pencernaan. Kalimat itu diungkapkan filsuf Yunani yang juga Bapak Kedokteran Hippocrates pada 2.500 tahun lalu. Seiring perkembangan ilmu kedokteran, kebenaran kalimat itu terbukti melalui berbagai penelitian ilmiah.
"Penelitian membuktikan, 70% dari sistem imun atau daya tahan tubuh ada di sistem pencernaan. Jadi, jika sistem pencernaan kita enggak bagus, kita mudah sakit," kata dokter spesialis gizi klinis, dr Putri Adimukti SpGK, pada peluncuran suplemen serat dan nutrisi Fiberfirst di Watsons Lotte Shopping Avenue, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, salah satu faktor yang turut menentukan kesehatan pencernaan ialah kecukupan asupan serat. Serat memiliki banyak manfaat. Pertama, serat bersifat menyerap air dan membentuk gel yang akan melapisi dinding usus. Hal itu berefek melancarkan buang air besar (BAB).
"BAB lancar artinya mempersingkat waktu kontak antara feses dan usus. Ini menguntungkan karena feses yang terlalu lama mengendap di usus memperbesar risiko timbulnya kanker usus besar," terang Putri.
Baca Juga : Menikmati Hidup Walau dengan Diabetes
Manfaat berikutnya, karena serat tidak dapat dicerna dan saat mengembang saat menyerap air, serat menambah volume makanan dalam saluran pencernaan sehingga kita akan merasa lebih cepat kenyang dan tahan lapar.
Manfaat lain, serat di dalam usus akan difermentasi. Hasil fermentasinya menjadi makanan bagi bakteri baik di usus. Keberadaan bakteri baik dalam usus sangat diperlukan. Karena bakteri baik menjaga kesehatan usus dan memperkuat sistem imun tubuh.
"Dengan fungsi-fungsi serat yang sedemikian penting, kita seharusnya mencukupi kebutuhan serat kita, yakni 25-30 gram per hari," imbuh Putri.
Serat banyak terdapat pada sayuran, buah, dan biji-bijian whole grain. Sayangnya, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, sebanyak 95% dari masyarakat Indonesia kurang asupan buah dan sayur.
"Perlu diingat, jenis buah juga menentukan kandungan serat. Misal pepaya ukuran sedang, jika kita makan setengahnya, itu baru mendapat 2 gram serat. Kemudian apel, kalo mau dapat serat kita harus makan dengan kulitnya. Bahan pangan lain, kayak kentang, kalo kita mau dapat serat, juga harus makan dengan kulitnya," papar Putri.
Ia menganjurkan, jika merasa asupan serat dari makanan kurang, konsumsi suplemen serat bisa menjadi pilihan. Presiden Direktur Watsons Indonesia, Lilis Mulyawati, menambahkan pihaknya meluncurkan suplemen Fiberfirst untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan serat. (*/H-2)
Ahli gizi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana Jakarta mengungkapkan bahwa hormon pertumbuhan dan asupan gizi memegang peranan penting
Semakin Berkembangnya tren gaya hidup sehat, Semakin banyak wanita yang mencari cara yang efektif untuk mengurangi berat badan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan
Status kecukupan vitamin D yang berlaku baik untuk anak maupun dewasa adalah 30-100 iu untuk status normal, insufisiensi diantara angka 20-30 nano per mililiter (ng/mL).
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Balitkabi telah melepas ubi ungu unggulan dengan nama varietas Antin 3.
MEMILIKI anak yang susah makan merupakan masalah yang cukup memusingkan bagi setiap orang tua. Apalagi, saat ini masa pandemi Covid-19 dan sedang berada di era new normal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved