Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
INDONESIA ialah tempat kelahiran Kerja Sama Selatan Selatan atau dewasa ini dikenal sebagai South-South and Triangular Cooperation (SSTC), yang berakar pada Konferensi Asia-Afrika pertama di Bandung, Jawa Barat, pada 1955. Negara-negara yang tergabung dalam forum ini ialah negara baru merdeka dan ingin bebas dari penjejahan. Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Nofrijal, mengatakan Indonesia sangat aktif di SSTC, kerja sama yang dibentuk berdasarkan semangat Bandung.
Baru-baru ini delegasi Indonesia, termasuk Nofrijal, diundang untuk berbagi pengalaman dan best practice kepada negara-negara peserta dalam dalam konferensi UN High Level on Buenos Aires Plan of Action (BAPA) the 40th Anniversary of South-South Cooperation Commemoration di Buenos Aires, Argentina, 18- 22 Maret 2019 dan Sidang UN CPD ke-52 di Amerika Serikat pada 1-5 April 2019. “Kita (BKKBN) hadir memang fokusnya pada kependudukan.
Kita berbagi pengalaman selama 40 tahun, kita share dengan mereka dan Indonesia selalu ditempatkan sebagai negara yang terhormat di forum kerja sama ini,” ujar Nofrizal saat diwawancarai di kantornya, Jumat (12/4). Ia mengatakan, sejak 1980- an, pemerintah Indonesia mempromosikan Kerja Sama Selatan-Selatan. Di bidang populasi dan keluarga berencana, Indonesia telah berbagi dengan lebih dari 5.200 pejabat keluarga berencana dari sekitar 104 negara. Bekerja sama dengan mitra pembangunan, Indonesia telah membuat kemajuan yang signifikan dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
Total tingkat kesuburan turun dari 5,6 anak pada 1970-an menjadi sekitar 2,4 anak pada 2017. Sementara tingkat prevalensi kontrasepsi meningkat secara signifikan dari sekitar 10% pada 1970-an menjadi sekitar 64% pada 2017. Saat memaparkan peranan sentral dan keunggulan komparatif Indonesia di dalam program kependudukan dan keluarga bencana, Nofrijal menekankan kepada peserta di samping menghindarkan remaja dari penyakit atau masalah reproduksi remaja dan obat-obatan, negaraharus bekerja sama untuk memberikan life skill kepada mereka. Indonesia telah mengalokasikan 20% dari anggaran pendapan dan belanja negara (APBN) dialokasikan untuk pendidikan dan menyelenggarakan pendidikanpendidikan vokasi untuk lebih mendorong generasi muda mendapatkan keterampilan. “Saya menggarisbawahi Indonesia siap untuk mengeksplorasi bidang kerja sama baru dalam bidang kependudukan dan pembangunan dalam kerangka SSTC. Indonesia akan terus menjadi pendukung kuat STC seperti sebelumnya, dan ingin melihat program SSTC yang lebih kuat dan berkelanjutan di masa depan,” tandasnya. (Hym/S2-25)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved