Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Bedah Sayatan Kecil Atasi Saraf Terjepit di Leher

(Ind/H-2)
27/2/2019 00:00
Bedah Sayatan Kecil Atasi Saraf Terjepit di Leher
(AFP/OLI SCARFF)

NYERI di sekitar leher merupakan bagian dari nyeri tulang punggung yang mengganggu mobilitas penderitanya. Ada beberapa penyebab nyeri leher, salah satunya ialah karena saraf terjepit di area leher.

Saraf terjepit atau herniated nucleus pulposus (HNP) memang bisa terjadi di seluruh bagian tulang belakang. Mulai lumbar (punggung bawah), torakal (punggung atas), hingga di servikal (tulang leher). Penanganan HNP yang terjadi di tujuh ruas tulang leher sering kali lebih menantang karena posisi ruas-ruas tulangnya lebih rapat.

“HNP merupakan kondisi saat isi diskus (bantalan antarruas tulang belakang) bocor sehingga menekan saraf di sekitarnya,” ujar dokter spesialis bedah saraf, dr Mahdian Nur Nasution SpBS, pada diskusi Teknologi Terkini Endoskopi PECD untuk Saraf Terjepit di Leher yang digelar RS Meilia Cibubur, Depok, Jawa Barat, pada Selasa (19/2). Acara itu sekaligus memperkenalkan klinik Lamina Pain and Spine Center di RS tersebut.

Ia menjelaskan, diskus berperan sebagai penyerap kejutan atau shock absorber. Diskus di tulang belakang terdiri atas dua bagian, yaitu annulus fibrosus yang merupakan bagian luar yang keras dan nucleus pulposus bagian dalam bantalan sendi seperti jeli. Bagian dalam inilah yang bisa mengalami kebocoran hingga memicu HNP.

Menurut dokter Mahdian, salah satu cara mengatasi saraf terjepit di area leher ialah metode percutaneous endoscopic cervical discectomy (PECD).  

“Tantangannya memang tak mudah untuk mewujudkan teknik yang sudah dikenal sejak tahun 1990-an di negara lain ini baru bisa diterapkan di Indonesia. Mahalnya alat yang harus dibeli dokter atau rumah sakit menjadi masalah yang harus menjadi perhatian bersama,” tutur dokter Mahdian.

Sayatan kecil
PECD, terangnya, termasuk teknik bedah endoskopik dengan sayatan kecil.
Prosedur PECD dilakukan menggunakan kamera yang terhubung ke monitor serta peralatan bedah endoskopik. Kamera dan peralatan itu dimasukkan ke area yang jepitan saraf melalui sayatan sekitar 4 milimeter di leher.
“Kemudian, dengan peralatan tersebut jepitan pada saraf dihilangkan,” terang dokter Mahdian.

Keunggulan PECD, antara lain luka sayatan yang kecil dan meminimalkan kerusakan jaringan di sekitar leher. Selain itu, pemulihan pasien lebih cepat jika dibandingkan dengan operasi penanganan saraf terjepit yang sudah ada sebelumnya, yakni anterior cervical discectomy and fusion (ACDF). ACFD dilakukan dengan mengganti bantalan tulang leher yang sudah rusak dengan implan. Teknik operasi itu masih dipakai, tetapi ada sejumlah kekurangan.

“Komplikasi dapat terjadi seperti kegagalan pemasangan implan atau pasien bisa mengalami gangguan menelan. Teknik ACFD, jika tidak hati-hati dapat merusak jaringan-jaringan penting yang ada di leher,” katanya.

Dokter Mahdian menambahkan, gejala saraf terjepit di area leher ialah nyeri di sekitar leher, pundak, lengan, hingga menjalar ke jari-jari. Juga bisa menimbulkan rasa kebas atau kesemutan dan kelemahan otot pada lengan sampai jemari.

“Jika obat dan fisioterapi tidak berhasil, pasien diarahkan untuk melakukan tindakan operasi untuk mengatasinya,” pungkas dokter Mahdian. (Ind/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik