Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
PENINGKATAN kasus infeksi demam berdarah dengue (DBD) di beberapa wilayah yang terus berulang dari tahun ke tahun menandakan masyarakat belum sadar pentingnya pembe-rantasan sarang nyamuk (PSN). Upaya tersebut seharusnya dilakukan beberapa bulan menjelang musim hujan, sebelum DBD merebak.
Dr Saleha Sungkar dari Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) mengatakan, yang efektif untuk menurunkan kasus DBD ialah pemberantasan vektor atau nyamuk Aedes aegypti sebagai pembawa virus dengue, secara terpadu. Pasalnya fogging atau pengasapan terbukti tidak efektif memberantas nyamuk.
"Fogging hanya baik untuk penanggulangan wabah DBD yang jumlahnya tinggi, karena cepat sekali menurunkan jumlah vektor. Tetapi, tanpa dibarengi PSN, sarang nyamuk tetap ada. Masalahnya tidak semua rumah bersedia melakukan PSN," katanya dalam seminar awam bertajuk DBD yang Tak Kunjung Musnah di Gedung IMERI, FKUI, Jakarta, kemarin.
Ia mengungkapkan, beberapa bulan sebelum memasuki musim hujan, sebaiknya pemerintah pusat dan daerah mengampanyekan serta menyosialisasikan waspada terhadap DBD. Masyarakat juga diminta melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
Sebab, ujarnya, pengasapan tidak dapat diandalkan untuk menekan populasi vektor penular DBD. Selain biayanya mahal, asapnya dapat mencemari lingkungan dan ada kemungkinan nyamuk Aedes aegypti kebal terhadap asap.
"Kalau ingin memberantas DBD, harus memutus siklus hidup nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk itu biasa bertelur di dinding vertikal bagian dalam dari tempat-tempat yang berisi air, air jernih, dan terlindung dari sinar matahari langsung. Tempat air di dalam rumah lebih disukai," terangnya.
Sementara itu, dr Leonard Nainggolan SpPD-KPTI dari Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI menuturkan, Indonesia merupakan negara endemik DBD. Tetapi, hingga saat ini antivirus untuk DBD belum ada.
Karena tidak ada antivirus, ujarnya, yang perlu dilakukan ialah mencegah komplikasi pada pasien. Komplikasi terjadi akibat bocornya plasma darah yang membuat sebagian besar komponen pada plasma darah keluar dari celah endotel pembuluh darah. Akibatnya di dalam pembuluh darah terjadi pemekatan.
Karena itu, ujar Leonard, obat DBD ialah menjaga kecukupan asupan cairan pasien dengan memberikan cairan pengganti.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved