Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Membangun Brand yang Dicintai

MI
26/1/2019 08:05
Membangun Brand yang Dicintai
dari kiri) Direktur Pemasaran Citra Rasa Prima Group Rex Marindo, Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual & Regulasi Bekraf Ari Juliano Gema, Manager UHP PT Perkebunan Nusantara IX Sumaryudi, Sekretaris Ketua & Pendiri Koperasi Komunitas Kopi Indonesia(MI/USMAN ISKANDAR)

HARI terakhir Festival Kopi Nusantara 2019 yang berlangsung Jumat (25/1) kembali menyuguhkan acara bincang-bincang yang inspiratif. Pada hari keempat dari festival yang merupakan rangkaian perayaan HUT ke-49 Media Indonesia tersebut mengangkat tajuk Geliat Industri Kopi Kreatif Indonesia dengan pembicara, yakni Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi di Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf)

Ari Juliano Gema, CEO Upnormal Rex Marindo, Manajer Unit Usaha Produk Hilir Kopi Banaran Yudi Sumaryudi, dan Sunil Tolani dari Komunitas Kopi Indonesia (Kokopi). Keempatnya berbagi pemikiran soal cara menjadikan kopi Indonesia sebagai brand kopi yang dicintai masyarakat Indonesia.

Rex menuturkan kekuatan kopi untuk menjadi brand yang dicintai sesungguhnya sangat besar karena kopi sudah menjadi bagian dalam gaya hidup masyarakat. Kopi menjadi bagian tidak terpisahkan di banyak kalangan ketika bertemu dan mengobrol.

Gaya hidup inilah yang juga musti disadari dan diakomodasi dalam membangun brand (jenama). Dengan begitu, bukan saja soal produksi biji kopi yang digarap, melainkan hingga penyajiannya.

Hal itu pula yang dilakukan Kopi Banaran lewat pembukaan restoran dan kedai kopi. Pada awalnya, usaha kopi yang berdiri pada 1911 lebih berfokus pada peroduksi biji kopi dan usaha agrowisata lewat Kampoeng Kopi Banaran.

"Banaran ini kan sudah sejak 1911, secara historis kami menyajikan produk kopi yang kami produksi. Namun, kerap ada yang bertanya di mana bisa menikmati kopi ini. Maka kami membuka kedai Kopi Banaran. Setidaknya bisa memenuhi pasar di Jawa Tengah terlebih dahulu," jelas Yudi Sumaryudi.

Menggarap bisnis hilir kopi pula yang lekat dengan Upnormal. Rex Marindo menjelaskan jika dalam bisnisnya, kreativitas diwujudkan dalam produk makanan dan minuman yang bisa memenuhi selera kaum milenial yang memang merupakan segmen pasar mereka. Kenyamanan kafe pun dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung gaya hidup bergawai.

"Jadi kita sediakan wi-fi, fasilitas charger, dsb. Untuk menarik anak muda untuk datang. Di tempat charger juga terdapat tulisan 'Kopi di sini enak banget loh', sehingga mereka terpancing untuk mencoba kopi di sini. Memang kreatifitas ialah kunci dari segalanya," ceritanya.

Upaya untuk membangun brand yang kuat rupanya juga dilakukan para pelaku industri di lini hulu. Sunil Tolani menuturkan berbagai pengarahan dan bimbingan diberikan pihaknya kepada para produsen kopi lokal demi kualitas roasting hingga pengemasan yang baik.

"Intinya bagaimana menjadikan kopi kita bisa dijual dengan mahal. Dengan taste lokal dan kualitas yang bagus. Semuanya butuh pengemasan yang baik pula," ujarnya.

Berbagai upaya pembangunan jenama itu pun diapresiasi Ari Juliano Gema dari Bekraf. Bekraf juga dikatakan akan terus mendukung pengembangan bisnis kopi.

"Pemerintah mendukung pengembangan bisnis kopi sebagai salah satu subsektor yang didukung. Kita memiliki tugas bagaimana menjadikan brand kopi lokal bisa mengalahkan brand kopi luar yang ada di Indonesia," pungkasnya.(Hil/M-1) 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik