Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
GANGGUAN refraksi seperti mata minus, plus, silindris merupakan jenis gangguan kesehatan mata yang banyak dialami masyarakat. Namun dengan pemakaian kacamata yang tepat, gangguan itu dapat diatasi.
Menurut pakar optometri dari Zeiss, Jerman, Heinrich Raub, upaya mengatasi gangguan refraksi sangatlah penting. Mengingat, 70-80% informasi dari lingkungan didapat melalui penglihatan. Bahkan, saat kita mengendarai kendaraan, lebih dari 90% informasi yang kita butuhkan didapat melalui penglihatan. "Itulah mengapa kita harus menjaga kesehatan penglihatan kita," ujarnya saat hadir di Zeiss Vision Center, Jakarta, baru-baru ini.
Pemakaian kacamata, sambungnya, merupakan langkah efektif mengatasi gangguan refraksi. Namun saat memilih kacamata, kebanyakan masyarakat lebih fokus pada pemilihan frame atau bingkai yang dirasa cocok. Padahal, lensa kacamatalah komponen yang terpenting. Sebab, lensa itulah yang berfungsi menyempurnakan penglihatan.
Karena itu, lanjutnya, Zeiss Vision Center menerapkan alur lengkap untuk memandu setiap orang menentukan lensa yang tepat guna mengatasi gangguan refraksi pada matanya dan yang sesuai dengan kebutuhannya. Langkahnya diawali dengan wawancara tentang gangguan penglihatan yang dialami dan kegiatan yang sehari-hari dilakukan. Informasi mendetail tentang hal itu sangat diperlukan dalam pemilihan lensa.
"Kebutuhan lensa untuk orang yang lebih banyak bekerja di luar ruangan, misalnya, berbeda dengan mereka yang lebih banyak bekerja di ruangan di depan komputer, juga berbeda dengan orang yang sehari-hari lebih banyak menyetir mobil. Apakah Anda cukup dengan satu kaca mata atau sebaiknya memiliki dua kaca mata dengan fungsi berbeda sesuai kegiatan sehari-hari," tutur Raub.
Langkah berikutnya ialah pemeriksaan mata menggunakan perangkat khusus. Kemajuan teknologi, sambung Raub, menghasilkan mesin yang mampu menghasilkan profil mata dengan lengkap, cepat, dan akurat. Mencakup ukuran minus, plus, silindris, bahkan perbedaan saat mata melihat di siang hari dan malam hari, atau di lingkungan terang dan gelap.
"Di ruang gelap, pupil mata kita melebar. Hal itu mengakibatkan perbedaan ukuran resep kacamata. Alat i.Profiler Plus akan mengkalkulasi untuk mencari ukuran yang benar-benar tepat," imbuh Raub.
Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan untuk mengukur tajam penglihatan dan menganalisis saat kedua mata melihat secara bersamaan.
Setelah ukuran resep kacamata didapat, dilakukan pemilihan frame kacamata. Kemudian, dengan mengenakan frame tersebut, dilakukan pengukuran posisi lensa yang tepat menggunakan perangkat khusus.
Pengukuran ini meliputi jarak antara kedua pupil, tinggi pupil, sudut kemiringan frame, dan jarak antara permukaan depan mata ke permukaan belakang lensa saat kacamata dikenakan. "Pengukuran ini akan menghasilkan posisi lensa yang fokus dan nyaman untuk penglihatan," kata Raub.
Cegah mata lelah
Langkah terakhir ialah pemilihan jenis lensa. Apakah lensa standar atau berteknologi tinggi, tipis atau tebal, ringan atau berat. Apakah perlu yang dilengkapi lapisan antipantul, antidebu, antiair, antigores, dan antiultraviolet.
Raub menjelaskan, semakin rendah kualitas lensa, semakin banyak penyesuaian-penyesuaian yang harus dilakukan sistem penglihatan di otak dan mata untuk menghasilkan penglihatan yang baik. Hal itu membuat mata cepat lelah. Sebaliknya, semakin tinggi kualitas lensa, semakin sedikit kerja yang dilakukan sistem penglihatan kita, sehingga mata semakin nyaman.
"Tapi, meski ada berbagai tipe lensa sebagai solusi untuk menjawab kebutuhan masyarakat, pada akhirnya pilihan dikembalikan kepada mereka," pungkas Raub. (Nik/H-2/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved