Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
AKTIVITAS perdagangan dari sektor hasil hutan sepanjang 2018 tercatat menyumbangkan devisa negara senilai US$12,17 miliar. Angka itu merupakan rekor tertinggi yang dicatatkan sektor hasil hutan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
"Ini membuktikan bahwa sektor kehutanan bukan lah sunset industri karena pada 2018 industri ini mampu mencatatkan rekor tertinggi," ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Purwadi Soeprihanto melalui keterangan pers yang diterima, Selasa (1/1).
Baca Juga: Pulau Laut Sentra Buah Lokal dan Hasil Hutan Non-Kayu
Menurutnya, kontribusi devisa tersebut merupakan buah dari pergeseran penggunaan bahan baku untuk industri kehutanan dari hutan alam ke hutan tanaman industri (HTI). Dengan pergeseran tersebut, lanjutnya, bisnis sektor kehutanan akan semakin berkembang dan kelestarian hutan terjamin.
"Besaran jumlah bahan baku kayu industri kehutanan pada 2018 sebanyak 37 juta m3 bersumber dari HTI dan hanya tinggal 5,6 juta m3 yang bersumber dari hutan alam," ungkapnya.
Hal lain yang mendorong bisnis sektor kehutanan menurutnya ialah kebijakan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk meningkatkan produktivitas kayu dari hutan alam dengan teknik silvikultur intensif. Dengan teknik itu, produktivitas kayu dalam suatu areal dapat meningkat, sehingga mengakibatkan luasan areal hutan alam yang dieksploitasi semakin kecil.(OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved