Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Lebih Bersemangat karena Bantuan Rumah

Rosmery Sihombing/H-1
24/12/2018 03:00
Lebih Bersemangat karena Bantuan Rumah
(MI/ROSMERY SIHOMBING)

DUSUN Tapai Buhu hari itu terlihat meriah, hampir seluruh sudutnya dihiasi janur. Dua tenda yang didirikan warga dusun yang terletak di Desa Tanjung Karang, Kecamatan Tomilito, Gorontalo Utara, Gorontalo, tersebut telah dipenuhi lebih dari 150 warga, terdiri dari para orangtua dan anak-anak.

Ibrahim Hasan, 36, Kisman Mooduto, 38, dan Yamin Sulaiman, 36, terlihat di antara warga lainnya. Wajah ketiga petani jagung warga komunitas adat terpencil (KAT) tersebut terlihat sumringah, karena rumah yang mereka peroleh dari Kementerian Sosial (Kemensos)  diresmikan Dirjen Pemberdayaan Sosial Kemensos Pepen Nazarudin.

Ibrahim, Kisman, dan Yamin termasuk 45 keluarga yang  mendapatkan rumah berukuran 5 x 7 meter di atas tanah sekitar 100 meter persegi. Rumah sebanyak 45 unit itu dibangun di areal seluas 2 hektare milik dua kapala dusun yang rela menghibahkan lahannya untuk warga KAT.
Sebelumnya, warga KAT tinggal terpencar di gubuk-gubuk yang mereka bangun di ladang. Tempat tinggal antara satu keluarga KAT dengan yang lainnya berjauhan.

“Saya senang, karena anak-anak bisa tinggal di rumah dan lingkungan yang baik,” ujar Yamin, salah seorang warga KAT penerima rumah dari Kemensos.

Dusun Tapai Bahu harus ditempuh selama tiga jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda empat dari Bandara Djalaluddin, Gorontalo. Perjalanan melintasi jalan mulus hingga berbatu yang membuat kendaraan berguncang. Meski begitu, pemandangan indah dapat dinikmati di sepanjang perjalanan, karena di sisi kiri dan kanan jalan tampak tanaman jagung dan kelapa yang menghijau.

Dirjen Pemberdayaan Sosial Kemensos Pepen Nazarudin ketika meresmikan 45 rumah tersebut, Kamis (20/12), berharap agar warga KAT dapat lebih bersemangat dalam bekerja. Begitu pula kepada anak-anak, diminta supaya lebih rajin belajar.

“Sekarang namanya bukan warga KAT lagi, tapi Dusun Tapai Buhu,” katanya, disambut tepuk tangan warga. Selain membangun 45 rumah senilai Rp32 juta per unit, Kemensos juga membangun empat jamban umum dengan sumur pompa bertenaga listrik dari genset.

Tahun ini lokasi KAT Tapai Buhu masuk pada pemberdayaan pertama. Setiap keluarga juga mendapat bantuan jaminan hidup pada tahun pertama senilai Rp300 ribu selama enam bulan. Mereka juga mendapat bantuan bibit jagung, peralatan rumah tangga, dan perlengkapan kerja senilai Rp300 ribu per keluarga.

Pengamat dan tim pakar KAT Prof Safri Sairin dan Prof Makmur Sunusi mengatakan, setelah dibangunnya permukiman warga KAT, sebaiknya ada pasar yang lokasinya tidak jauh dari permukiman tersebut. Hal itu diperlukan untuk memudahkan mereka menjual hasil pertanian, karena selama ini hasil penjualan ladang mereka sebagian besar digunakan untuk biaya transportasi. (Rosmery Sihombing/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya