Dibekukan, Perguruan Yayasan Aldiana masih Beroperasi
Syarief Oebaidillah
26/9/2015 00:00
()
KENDATI Kemenristek Dikti pernah menyatakan perguruan tinggi dibawah naungan Yayasan Aldiana Nusantara (YAN) telah dibekukan, namun kenyataan, tetap beroperasi dalam penerimaan mahasiswa baru tahun ajaran 2015 .
Hal tersebut ,terlihat dari penelusuran Media Indonesia saat memasuki kawasan perguruan itu di Jalan Tarumanegara Dalam, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (26/9).
Gedung megah bercat coklat marun berlantai empat perguruan tersebut nampak normal namun sepi, terdapat tiga mobil dan sejumlah motor di tempat parkir gedung itu.
Memasuki gedung lantai dua tempat pendaftaran mahasiswa, terpampang pada dinding loket berkas foto kopi plakat tanda Akreditasi B dan Akreditasi C yang ditandatangani Kepala Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) tahun ini, Prof Mansyur Ramli dan Kepala BAN PT sebelumnya, Prof Kamanto Sunarto.
Seperti diberitakan pekan lalu, Tim Evaluasi Kinerja Akademik PT Kemenristek Dikti dipimpin Prof Supriadi Rustad menggerebek wisudal ilegal tiga PTS di kampus UT, Sabtu (19/9).
Mereka adalah Sekolah Tinggi Ilmu Telematika (STIT), Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Suluh Bangsa, dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT), ketiganya bernaung di bawah YAN. Saat itu, wisuda ilegal digelar untuk 1200 wisudawan.
Manakala Media Indonesia mengaku akan mendaftarkan anggota keluarga kuliah di kampus itu, petugas bernama Ersa menjelaskan pendaftaran di perguruannya telah tuntas pada 3 September 2015 karena perkuliahan Semester Ganjil Tahun Akademik 2015-2016 dimulai 28 September 2015.
Namun petugas lainnya, Fika, menyatakan pendaftaran masih terbuka dengan menyerahkan biaya pendaftaran Rp50 ribu untuk mendapatkan formulir dengan memilih salah satu dari tiga sekolah tinggi tersebut untuk kelas reguler S1 yakni STIT untuk Program Studi (Prodi) Teknik Informatika dan Teknik Elektro, STIT Tangerang Raya Prodi Pendidikan Agama Islam, dan STKIP Suluh Bangsa untuk prodi Bimbingan dan Konseling.
Ersa yang merupakan petugas bagian keuangan sejenak kemudian menyodorkan rincian biaya pendaftaran kelas reguler S1 meliputi biaya kartu mahasiswa, jas almamater, kaos, kesehatan dan administrasi sebesar Rp1,5 juta, program smart kampus Rp160 ribu, uang kuliah atau SPP per bulan Rp120 ribu, ujian tengah semester (UTS) Rp75 ribu dan Ujian Akhir Semester (UAS) Rp100 ribu, serta uang praktek komputer dan bahasa bagi STT Telematika sebesar Rp150 ribu.
"Sebaiknya keluarga bapak yang lulus SMA itu dibawa serta kemari untuk memilih prodi sekolah tinggi atau akademi yang ada di sini," kata Ersa dengan nada ramah.
Rupanya YAN juga membuka prodi Akademi Perhotelan yang mendapat akreditasi B oleh BAN PT pada 28 Mei 2014 dan akreditasi C untuk prodi Bimbingan dan konseling di STKIP Suluh Bangsa.
Terkait hal ini, Kordinator Kopertis III DKI Jakarta Illah Sailah belum merespon. Namun beberapa waktu lalu, Illah merekomendasikan agar STKIP Suluh Bangsa untuk dicabut izinnya karena telah menyalahi aturan ketika dalam masa evaluasi dan pembinaan Kopertis menggelar wisuda ilegal.
Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Edy Suandi Hamid menilai sebetulnya jika Kopertis sudah melakukan fungsinya secara baik dan mengawasi sejauhmana PTS di wilayahanya melaksanakan aturan, maka sidak bisa dikurangi. Demikkan pula, jika akreditasi BAN PT sudah betul maka PT abal abal tidak akan terjadi.
"Sungguh aneh kalau prodi terakreditasi B di PTS, ternyata abal-abal," tegas Edy, mantan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII ) Yogyakarta itu.
Edy mencontohkan itu terlihat saat sidak Kemenristek Dikti ke tiga PTS di bawah YAN tidak bisa menunjukkan kalender akademik, daftar presensi dosen-mahasiswa, bukti pembayaran gaji dosen dan hal-hal yang sebetulnya juga diperiksa saat akreditasi, melalui desk evaluation maupun saat site visit.
"Ini berarti ada yang salah dari kinerja Kopertis maupun BAN PT. Memperbaiki sisi ini rasanya lebih penting dari sekedar gerakan sporadis ini. Namun bagaimanapun langkah sidak Kemenristek Dikti tetap bermanfaat," pungkas Edy.(Q-1)