Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Wukuf di Arafah Disiapkan Optimal dan Fokus

Syarief Oebaidillah
22/9/2015 00:00
Wukuf di Arafah Disiapkan Optimal dan Fokus
(ANTARA/Prasetyo Utomo)
Menjelang puncak ibadah wukuf di Padang Arafah Makkah, Arab Saudi, pada Kamis mendatang, persiapan yang dilakukan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) terus ditingkatkan secara optimal.

Anggota Tim Pemantau Haji DPR dari Fraksi NasDem KH Choirul Muna menyatakan persiapan yang dilakukan cukup baik.

"Sementara ini masih baik-baik saja persiapan yang dilakukan PPIH Indonnesia, dan mulai tahun ini di tenda jamaah haji kita di Arafah disediakan penyejuk udara atau AC sehingga diharapkan menyejukan jamaah kita di tengah suhu yang diperkirakan mencapai 50 derajat Celcius,"ungkap Choirul Muna saat dihubungi Media Indonesia, Senin (21/9).

Ia mengaku kurang mengetahui secara persis cuaca di Saudi khususnya di Arafah karena tidak terdapat ramalan cuaca. "Ya kita sayangkan tidak ada ramalan cuaca di Makkah,"ungkapnya.

Untuk mengatasi berbagai kemungkinan, menurut Choirul Muna, PPIH dan tim pemantau haji DPR menyiapkan Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di kawasan Arafah dan Mina.

Ia mengingatkan hal yang patut dicermati adalaha banyaknya jamaah haji Indonesia yang masuk kategori berisiko tinggi (risti).

"Ya ini harus dipikirkan benar karena banyaknya jamaah haji yang risti seperti sakit dan yang terluka akibat musibah crane. Makanya kita telah berkoordinasi dengan BPHI di Makkah untuk bisa disafarikan hajinya bagi yang sakit dan risti tersebut," ujarnya.

Layanan Haji Khusus

Di lain pihak Ketua Tim Pemantau Haji Khusus Komisi VIII DPR RI Saleh Daulay menyatakan pihaknya meminta memantau pelayanan bagi jamaah haji khusus. Pasalnya, ketika mengadakan pengawasan ke daerah Umm al-Jud, tim pengawas haji DPR menemukan ada jamaah haji khusus yang ditempatkan di rumah sewa yang tidak layak. Kelihatannya, fasilitas yang mereka terima tidak sesuai dengan pembayaran yang mereka keluarkan.

"Umm al-Jud itu sangat jauh dari masjid al-haram. Kurang lebih 15 km. Dipastikan, jamaah itu sangat jarang bisa mengejar ibadah di masjid suci itu," kata Saleh melalui rilisnya kepada Media Indonesia.

Politis PAN ini mengingatkan selain membina, melayani, dan melindungi jamaah haji reguler, Kemenag diminta untuk memperhatikan haji khusus. Diyakini bahwa jamaah haji khusus lebih rawan untuk tertipu. Apalagi, pola pelayanan jamaah haji khusus tetap saja ada orientasi bisnis di dalamnya.

Menurut informasi yang dihimpun oleh tim pengawas haji DPR RI, lanjut Saleh, modus yang digunakan penyedia jasa layanan haji khusus berbeda-beda. Yang nakal, misalnya, salah satu di antaranya adalah menempatkan para jamaah mereka di hotel bintang lima untuk 2-3 malam. Setelah itu, jamaah akan dipindahkan ke rumah atau apartemen sewaan. Katanya, mereka di sana hanya untuk sekedar transit. Faktanya, jamaah tersebut bisa menetap antara 10-12 hari.

"Kalau transit kan cukup satu malam saja. Tapi kok ini bisa sampai 12 hari? Mana layanan khususnya?".

Memang pengelola haji khusus seperti ini tidak banyak. Namun demikian, masyarakat diimbau untuk berhati-hati sebelum memutuskan memilih biro perjalanan yang akan mengurus perjalanan ibadah hajinya. Bayaran yang mahal tidak selamanya mendapatkan pelayanan yang terbaik.

"Kalau yang kami lihat kemarin, kualitas pemondokan mereka jauh dari pemondokan jamaah reguler. Selain jauh, fasilitas yang ada juga tidak memuaskan. Kamar mandinya kotor. Tempat tidurnya juga tidak standard," pungkasnya.

Fokus layani jamaah


Sementara itu, melalui rilis dari Media Center Haji (MCH) Kemenag kepada Media Indonesia, Senin petang (21/9), Menag Lukman Hakim Saefuddin meminta jajaran PPIH dan Kemenag fokus melayani jamaah.

"Di depan mata kita beberapa hari mendatang adalah wukuf di Arafah, puncak haji kita. Karenanya saya mengajak semua untuk fokus pada Arafah dan Mina. Meski Dirjen Haji dan Umrah telah memberikan gambaran ada peningkatan fasilitas, ada karpet, ada water cooler di tenda di mana belasan tahun tidak pernah didapati namun kita tidak boleh lengah," cetusnya.

Apalagi, lanjut Lukman, suhu diperkirakan akan mencapai 50 derajat. Di Mina juga suasananya akan semakin padat karena jumlah jamaah semakin besar. "Saya berharap konsentrasi kita fokus pada Arafah dan Mina," tegasnya.

Ia mengingatkan lagi, berdasarkan pengalaman, setelah Armina semangat petugas ada yang menurun, bahkan drop. Ini mungkin karena menganggap haji sudah selesai sebab puncaknya Arafah atau karena stamina turun.

"Saya ingin tekankan bahwa sesungguhnya tugas kita belum selesai meski wukuf telah dilaksanakan. Tugas kita baru selesai ketika seluruh jamaah haji Indonesia kembali ke Tanah Air," pungkasnya.(Q-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya