WARGA RW 03 dan 04 Kelurahan Kamal, Kalideres, Jakarta Barat, sehari-hari berprofesi sebagai penghasil sampah dan pemasok sampah. Kondisi sarana dan prasarana pemukiman warga saat ini masih menyedihkan. Apalagi, hunian di daerah ini terisolasi karena lokasi mereka dibelah oleh jalan tol.
Prihatin dengan hal itu, kelompok swadaya masyarakat (KSM Nyiur) yang menjadi binaan Universitas Budi Luhur, khususnya Fakultas Teknik Program Studi Arsitekur, memohon restu dari Rektor Universitas Budi Luhur untuk menjadikan Kamal sebagai proyek keberbudiluhuran. Gayung pun bersambut. Rektor UBL Prof Suryo Hapsoro mendukung dan merasa bangga dapat membantu warga sebagai implementasi nilai-nilai keberbudiluhuran.
Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat UBL yang dipimpin Program Studi Arsitektur merancang konsep program pembenahan bernama Green Kamal Project dengan membentuk kampung wisata petani sampah. “Kenapa kami membuat kampung wisata petani sampah. Karena informasi yang kita peroleh bahwa potensi terbesar adalah sampah. Artinya, masyarakat belum pandai mengolah namun cukup pandai menghasilkan sampah,†kata Putri Suryandari, Ketua Program Studi Arsitektur UBL, Jakarta, Jumat (18/9).
Putri mengatakan, pihaknya akan mengajak warga RW 03 dan 04 Kelurahan Kamal membuat sampah yang tidak berguna menjadi bermanfaat dan cantik. “Jadi, sasaran kami kampung ini menjadi tujuan wisata yang menghasilkan produk dari sampah yang diperjualbelikan dalam wisata lokal maupun internasional,†ujar Putri.
Warga akan mendapat pelatihan dari perwakilan Kagoshima University Jepang untuk mengolah sampah daun menjadi barang yang dapat dijual. Bahkan, Kagoshima juga akan membeli produk sampah yang dihasilkan oleh warga Kamal untuk dipasarkan di Jepang. (B-3)