Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Menag Benarkan Ada Santunan dari Saudi bagi Korban Musibah Crane

Syarief Oebaidillah/ Meilikhah
18/9/2015 00:00
Menag Benarkan Ada Santunan dari Saudi bagi Korban Musibah Crane
(AP/Mosa'ab Elshamy)
MENTERI Agama Lukman Hakim Saifuddin membenarkan Pemerintah Saudi Arabia akan memberikan santunan bagi korban insiden robohnya crane di Masjidil Haram. Saat ini Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) terus melakukan koordinasi dan berkomunikasi dengan Pemerintah Saudi Arabia.

“Terkait adanya informasi yang kami dapatkan dari Diwan Malaki, terkonfirmasi bahwa Raja Salman sebagai Khadimul Haramain memang telah memerintahkan agar para keluarga korban jiwa maupun luka itu mendapatkan santunan,” demikian penegasan Menag dalam kesempatan jumpa pers di Daker Makkah, Kamis (17/9) seperti dikutip dari Media Center Haji (MCH ) Kemenag.

“Pemerintah Indonesia melalui upaya diplomatik mengkonfirmasi berita tersebut dan ternyata memang benar,” tambahnya.

Dijelaskan, santunan yang akan diberikan kepada keluarga atau ahli waris korban yang meninggal sebesar 1 juta Saudi Riyal. Jumlah yang sama akan diberikan juga kepada korban yang mengalami luka yang menyebabkan cacat fisik atau luka berat. “Untuk korban lainnya, sebesar 500 ribu riyal,” terangnya.

Menag mengaku pihaknya saat ini tengah menginventarisir sejumlah nama korban, baik korban jiwa maupun luka, dan segera melaporkannya kepada Pemerintah Saudi Arabia.

“Kami juga telah mengirimkan nota diplomatik melalui Kemenlu dan berharap dalam waktu yang tidak terlalu lama santunan tersebut bisa direalisasikan,” katanya.

Data yang berhasil dihimpun Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1436H/2015M sampai dengan hari ini, jemaah haji Indonesia yang menjadi korban berjumlah 53 orang, dengan rincian: 11 meninggal, 42 luka-luka. Dari 42 korban luka, 19 orang masih dirawat di Rumah Sakit Saudi Arabia, sedang 23 lainnya sudah kembali ke pemondokan masing-masing.

“Mudah-mudahan dalam waktu dua atau tiga hari ke depan akan semakin jelas setelah kita mengajukan nama-nama, baik korban jiwa maupun luka yang sanak familinya berhak mendapatkan santunan,” ujar Lukman.

Kesalahan pengelola proyek
Sementara itu, Pemerintah Arab Saudi terus mengusut penyebab jatuhnya crane di Masjidil Haram itu. Penyelidikan pun dilakukan dengan cepat dan penyelidik menyimpulkan bahwa insiden jatuhnya crane murni karena kelalaian pihak pengelola proyek, yakni Bin Laden Corporation.
Menurut Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Mustafa Ibrahim al Mubarak berkas perkara penyelidikan jatuhnya crane sudah dilimpahkan ke jaksa penuntut umum untuk proses hukum lebih lanjut.

"Memang ada kesalahan pengoperasian, Kerajaan Arab Saudi tetap mengusut kasus terkait hal tersebut dengan melakukan penyelidikan. Kesimpulan penyidikan memang bisa dikategorikan akibat kesalahan teknis, hasil penyelidikan juga telah dilimpahkan ke jaksa penuntut umum di Arab Saudi," kata Mubarak, di kantor Kedutaan Besar Arab Saudi, jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (18/9).

Terkait penyelidikan, pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah melakukan pencegahan untuk bepergian keluar negeri terhadap pejabat eksekutif Bin Laden Corporation. Tak hanya itu, pengoperasian proyek perluasan Masjidil Haram pun dihentikan sementara hingga penyelidikan selesai dilakukan.

"Pemerintah telah menginstruksikan pengoperasian setelah selesai penyelidikan dan Bin Laden dilarang melakukan tender yang berkaitan dengan proyek pemerintah dan pejabat eksekutif dicekal ke luar negeri sampai penyelidikan selesai," jelas Mubarak.(Q-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya