Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
AWALNYA, Anggit tidak yakin untuk menggarap mamikos secara serius. Dia pun melakukan riset kecil-kecilan. Hasilnya, rata-rata mahasiswa di Indonesia adalah perantau dan butuh kos-kosan. Itu baru mahasiswa, belum pekerja. Jika digabungkan, jumlahnya tak sedikit.
Menurut Anggit, jika ada lima orang, tiga di antaranya membutuhkan kos-kosan. Hasil riset kecil-kecilnya itu, semakin menambah keyakinannya untuk menggarap stratup platform pencarian kos dengan serius. “Ini pasarnya besar sekali dan belum banyak mengerjakan dengan serius,” kata perempuan lulusan magister manajemen Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.
Membaca peluang usaha mungkin sudah terbiasa di lingkungan keluarga Anggit. Sejak kecil, anak pertama dari dua bersaudara ini sudah mengenal dunia wirausaha, apalagi keluarganya memiliki bisnis perumahan. Nyambung dengan aktivitasnya sekarang di mamikos.com.
Meski keluarganya sempat meragukannya, mereka tetap mendukung. Pun Anggit optimistis startup yang dilakoninya memiliki prospek bagus. “Mereka juga mendukung dan gak ada masalah,” kata perempuan kelahiran Magelang, Jawa Tengah itu.
Semua dia lakukan dengan senang hati. Yang penting baginya target terpenuhi dan tidak terlalu memaksakan diri. Tapi menuwujudkan mamikos.com menjadi platform nomor satu media rintisan pencarian kos, bukanlah tanpa tantangan. Menghadapi dua user yang berbeda antara pencari kos dan pemilik kos, perlu kesabaran ekstra. Mungkin sang pencari kos sudah familier dengan aplikasi atau dunia internet lewat gawai tapi belum tentu semua pemilik kos paham hal itu.
Anggit mengaku, tidak mudah menghadapi pemilik kos yang umurnya di atas 30-an. Mengajak mereka memenej kos di mamikos.com cukup sulit. “Kita perlu lebih edukatif,” ujar dia.
Kadang, ujar Anggit, ada pemilik kos yang belum familier dengan digital. Dengan pemilik kos seperti ini, Anggit mengaku lebih ekstra edukatif. Memberikan pemahaman soal manajemen kos yang baik agar bisa masuk di mamikos.com. “Kami juga mendorong pemilik kos untuk jujur dengan kondisi kos dan harga,” katanya.
Senang dan nyaman
Memberikan kenyaman dan kesenanangan kepada pencari kos dan pemilik kos adalah harapan mamikos.com. Beberapa keluhan yang masuk langsung mendapat respons mamikos.com. Seperti lambatnya akses aplikasi. Menurut Anggit, itu karena banyak orang yang mengakses mamikos.com. Ada juga pengguna yang mengeluh soal kondisi kos didapatkan tak seperti yang mereka harapkan, atau harga kosan tak sesuai dengan yang tertera di iklan. “Jadi kami selalu melakukan perbaikan,” aku perempuan yang bercita-cita jadi orang sukses.
Perbaikan demi perbaikan yang mamikos lakukan ialah untuk menghadirkan kenyamanan dan kesenangan dua user yang ada di mamikos. Anggit ingin membuat sebuah industri yang lebih teratur dan transparan dengan memberikan informasi yang benar antara harga dan kondisi kos.
Perempuan sering wira-wiri ke luar kota ini memberikan tips bagaimana mencari kos agar tidak ribet. Bagi mahasiswa, carilah kos-kosan yang dekat dengan kampus, transportasinya mudah dan nyaman untuk istirahat dan belajar. Bagi pekerja, carilah tempat kos yang akses transportasinya mudah dan nyaman untuk istirahat.
Anggit sadar, mamikos.com yang dia rintis bukan yang pertama, melainkan dia berusaha menjadikannya yang terlengkap dan ada di seluruh Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pencari kos. Saat ini, kata Anggit, mamikos.com baru sebatas platforms pencarian kos. Tapi ke depannya, Anggit akan mengembangkan peluang lain di bisnis kosan. [FU/M-4]
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved