Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Mami Kos Sejati Solusi Kebingungan Mencari Kos

Furqon Ulya Himawan
01/11/2018 02:15
Mami Kos Sejati Solusi Kebingungan Mencari Kos
(MI/Furqon Ulya Himawan)

CEPAT dapat yang cocok, itulah semboyan Anggit sebagai Mami Kos. Dia membantu siapa saja yang ingin mencari kos-kosan atau apartemen. Dengan startup atau media rintisan mamikos.com yang memiliki tagline menjadi Ibu Kos bagi anak-anak, Anggit siap membantu sampai yang membutuhkan menemukan apa yang diinginkan.

Keinginan perempuan yang memiliki nama lengkap Maria Regina Anggit Tut Pinilih, 32, untuk memudahkan pencarian kos bermula dari sebuah pengalamannya sendiri. Tapi bukan dia yang mencari kos, temannya. “Saya membantu mencarikan kos buat teman saya,” katanya saat ditemui di kantor mamikos.com, Yogyakarta, Sabtu (13/10).

Kala itu, Anggit kesulitan mencarikan kos-kosan buat temannya yang tinggal di Yogyakarta. Banyak informasi di internet, tapi kurang akurat. Kadang harga dan fasilitasnya tidak sesuai. Banyak pula yang  ketika dicek di lokasi, lokasi kos sudah tidak ada. Hal ini membuat Anggit memiliki ide untuk mengelolanya secara serius.

Saat mulai mengelolanya, Anggit mengaku kebingungnn memilih nama. Tapi yang jelas, dia ingin nama itu bisa mewakili platform media rintisannya di bidang pengelolaan informasi kos-kosan. Dan akhirnya terpilihlah sesuatu yang personal tapi tidak biasa, Ibuk Kos, Induk Semang dari yang punya informasi kos-kosan. “Lalu startup kita namanya mamikos.com,” katanya.

Akhir 2015, Anggit berhasil mengumpulkan 100 kos-kosan yang berlokasi di Yogyakarta. Dia lalu menyebarkan informasi itu lewat mamikos. Informasi yang dia tawarkan diakuinya lebih akurat karena bisa langsung mengecek kondisi kos-kosan, merinci akses jalan, dan harga kos-kosan.

Agar informasi yang anggit berikan tetap akurat dan bisa dipercaya, setiap dua bulan sekali dia memperbarui informasi, baik dari segi harga maupun kondisi kos-kosan.

Sebagai media rintisan pencarian kos-kosan, penggunaan mamikos.com pun sangat mudah. Bisa dengan online maupun offline. Bisa dengan mengunduh aplikasi mamikos atau langsung melalui mesin mencari Google dengan mengetikkan mamikos.com. Setelah terbuka, pengguna tinggal mengetikkan area tempat kos yang diinginkan.

Mamikos akan menampilkan peta lokasi kos-kosan sesuai dengan keinginan: apakah dekat dengan tempat kerja atau kampus. Pengguna tinggal mengecek lokiasi dan membaca review kos terkait dengan fasilitas, harga, dan kondisi kosnya. “Kalau cocok, bisa langsung kontak pemilik kosnya,” kata Anggit.

Startup yang Anggit bikin ialah mesin pencari yang memudahkan antara pencari kos dan pemilik kos. Mamikos hanya media untuk mempermudah saja, tidak ada pihak ketiga. Tak dinyana, banyak yang menggunakan mamikos sebagai mesin pencari kos-kosan. Banyak pengguna yang menanyakan daerah lain selain Yogyakarta.

Anggit pun meresponsnya dengan cepat. Dia mengecek kos-kosan di sejumlah daerah dan menambahkannya ke mamikos.

Sekarang, mamikos menyuguhkan informasi kos tidak hanya di Yogyakarta saja. Anggit telah menambahkan informasi kos di yang terletak di Jawa, seperti Surabya, Semarang, Bandung, Malang, atau di Jabodetabek. Informasi pun merambah ke luar Jawa, seperti Medan, Makasar, beberapa kota di Kaliamantan, Palu, dan ada juga di Manado.

Semakin banyaknya area kos yang masuk ke mamikos lantaran Anggit sudah memudahkannya dengan fitur pendaftaran secara gratis. Pemilik kos bisa langsung memasukkan kos-kosan yagn dimilikinya ke mamikos, tidak seperti awal mula mamikos hadir, yakni ada agent yang mencari dan memasukkannya. “Kalau sekarang pemilik kos bisa mengunggah sendiri, seperti di Purwokerto dan Kediri,” katanya.

Gratis listing
Di mamikos.com yang beruntung ialah sang pemilik kos-kosan. Anggit tidak memungut biaya bagi pemilik kos yang memasukkan informasi atau listing kos-kosan di mamikos. Semuanya gratis.

Menurut anggit, dari survei yang anggit lakukan, ketika ada empat kamar kosong, tak berselang lama ketika masuk di mamikos.com, kos-kosan itu akan segera terisi dan penuh.

Mamikos hanya mengenakan biaya bagi yang ingin kos-kosannya selalu tampil di halaman muka. Untuk itu, mamikos mengenakan biaya listing premium. Meski begitu, Anggit tak merasa rugi karena tujuan awalnya ialah memermudah orang mencari kos-kosan.

Mamikos juga telah mengembangkan pencarian kategori apartemen, tidak hanya kos-kosan. Pengembangan ini lantaran banyak pengguna yang mencari hunian apartemen. Kebutuhan informasi hunian apartemen, lanjut Anggit, sebenarnya mirip dengan kos-kosan yang lebih eksklusif. “Sebenarnya kita melihat pasarnya mirip, mungkin untuk kosan yang ekslusfi kadang mereka (user) nyari fasiltas lain misalnya dapurnya personal, atau mencari kosan pasutri. Itulah mengapa kita sediakan apartemen.”

Jumlah kos-kosan yang ada di mamikos.com sekitar 60 ribu, sedangkan untuk informasi apartemen sekitar 10 ribu. Harga yang mereka tawarkan varitif mulai dari Rp500 ribu per bulan. Anggit mengaku akan selalu memperbaiki manajemen mamikos untuk menjawab pertanyaan pengguna yang selalu muncul.

Take out
Sebagai penyedia jasa informasi kos-kosan. Anggit ingin pengguna mamikos nyaman dan aman selama tinggal di kos. Tapi Anggit mengaku susah untuk menjamin kemanan kos-kosan yang dia informasikan. Meski begitu, Anggit menyediakan fitur lapor atau review di mamikos.

Pengguna kos-kosan, bisa memberikan review kondisi kos yang dihuni. Review ini bertujuan agar pengakses mamikos mendapat gambaran kos-kosan yang ada. Misalnya, apakah kos-kosan itu rekomended atau tidak, terus bagaimana hubungannya antara penghuni kos dengan pemilik kos dan fasilitas yang ada. “Jadi kami belum bisa menjamin semua kos-kosan aman, tapi kalau ketahuan tidak benar, maka bisa kita take out!” katanya, tegas.

Fitur lapor Anggit terapkan karena mamikos sistemnya terbuka, siapa saja sekarang bisa memasukkan informasi kos-kosan di mamikos. Anggit berusaha menyuguhkan informasi semua kos-kosan yang ada, tinggal pengguna yang memilih sesuai dengan kebutuhannya. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik