Headline

Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.

Dua Pelajar Asal Bali Ciptakan Kopi Sapi tak Kalah Enak dengan Kopi Luwak

Syarief Oebaidillah
07/8/2015 00:00
Dua Pelajar Asal Bali Ciptakan Kopi Sapi tak Kalah Enak dengan Kopi Luwak
(Lilik Muntamah, Birbick (tengah), Erlangga--(Dok))
INDONESIA dikenal sebagai salah satu produsen kopi terbesar di dunia. Kopi yang dikembangkan di negeri ini adalah jenis Robusta dan Arabica.

Dari dua jenis kopi itu kemudian muncul kopi Indonesia yang sangat dikenal di dunia karena cita rasanya yang enak dan nikmat. Yakni kopi luwak. Sehingga, tak heran kopi ini menjadi buruan para pecinta kopi dunia. Harganya pun selagit. Di Indonesia, harga kopi luwak mencapai Rp800 ribu hingga Rp2,5 juta per kg. Bahkan di Amerika Serikat, harga kopi luwak mencapai Rp5 juta per kg dan di Belanda mencapai Rp9 juta per kg.

Kopi luwak merupakan jenis Robusta atau Arabica yang mengalami proses fermentasi alami dalam perut luwak (musang).

Terinspirasi dari itulah, dua siswa Madrasyah Aliyah Negeri (MAN) Negara, Bali, Birbick Mahdavikia dan Erlangga Prasadana, melalukan penelitian soal kopi.

Hasilnya, kedua siswa ini berhasil menciptakan rasa kopi nikmat dengan harga murah. Kopi ciptaan dua siswa ini memiliki cita rasa yang tidak kalah dengan kopi luwak. Kopi ini merupakan hasil dari fermentasi bolus (isi lambung) sapi dengan kopi.

Karya dua pelajar asal Bali ini memperoleh apresiasi sebagai juara 2 LKTI tingkat nasional yang digelar di Palembang, Sumatra Selatan, pada 3-6 Agustus 2015 kemarin.

Karya mereka diberi judul Bolus Coffee, Cheap Solution for Delicious Coffee (Kopi Bolus, Solusi Murah untuk Kopi Nikmat).

Birbick, yang dihubungi usai menerima penghargaan dan piala di Palembang tadi malam, mengatakan proses penelitian ini memakan waktu yang cukup lama. "Mulai Januari 2015 dan baru berhasil pada Mei lalu," ujarnya.

Birbick menjelaskan penelitian diawali dengan mempelajari proses fermentasi biji kopi dalam perut luwak. Mulai dari bagaimana luwak dengan insting penciumannya memilih biji kopi yang ranum matang di pohon hingga biji kopi keluar dari perut luwak bersama kotoran binatang itu.

"Proses itu kami ikuti, dengan memilih biji kopi yang matang di pohon, dan kami mengganti perut luwak dengan bolus sapi," jelas Birbick.

Setelah melalui banyak tahapan dan uji laboratoium, lanjut Birbick, akhirnya diperoleh hasil yang menakjubkan. "Kopi bolus mempunyai cita rasa yang tidak kalah dengan kopi luwak," tegasnya.

"Setelah kami temukan ini, proses pembuatan kopi ini sangat mudah dan cukup dibuat dengan peralatan sederhana. Kami berharap, petani kopi kita bisa mengembangkan dengan baik sehingga bisa mendapatkan nilai tambah dari kopinya," tambahnya.

Sementara itu pembina MAN Negara, Bali, Lilik Muntamah MSi mengaku bersyukur dan bangga atas prestasi siswanya dalam lomba ini.

"Kendati target juara satu belum tercapai, kami bangga kepada dua pelajar kami ini, yang telah berhasil meraih juara di LKTI. Semoga ini menjadi motivasi kami dan pelajar MAN Negara untuk berprestasi lebih baik lagi," ujarnya. (Q-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya