Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Kerusakan Kedalaman Pesisir Palu dan Donggala Diteliti

Nur Azizah
05/10/2018 10:25
Kerusakan Kedalaman Pesisir Palu dan Donggala Diteliti
Deputi BPPT Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA) BPPT Hammam Riza(Medcom.id/Nur Azizah. )

BADAN Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berencana melakukan riset batimetri di kawasan Palu dan Donggala, Sulawesi Selatan. Riset batimetri ini untuk mengetahui kerusakan di pesisir Palu dan Donggala akibat tsunami.

Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza menyampaikan, nantinya hasil penelitian akan dijadikan pegangan sebagai antisipasi bencana. Riset ini bakal dilaksanakan awal pekan depan.

"Riset ini akan menggunakan Kapal Baruna Jaya I BPPT milik BPPT," kata Hammam di Gedung BPPT, Jakarta Pusat, Kamis (4/10).

Kapal buatan 1989 itu dilengkapi perangkat multibeam echosounder. Alat itu berfungsi untuk menentukan profil permukaan dasar laut dan kedalaman air dengan cakupan area dasar laut yang luas.

"Multibeam echosounder yang dimiliki kapal Baruna Jaya I menjangkau kedalaman kurang lebih dari 11.000 meter yang mana belum ada kapal-kapal riset di Indonesia yang memiliki kemampuan pemetaan dasar laut dari kedalaman dangkal 20 meter hingga kedalaman tersebut," lanjutnya.

Teknologi Mitigasi
Selain tsunami, dibutuhkan mitigasi terhadap bencana gempa bumi yang hingga kini belum dapat diprediksi. Ada beberapa mitigasi yang dilakukan BPPT untuk meminimalisasi dampak gempa.

"Ada teknologi prabencana hingga pascabencana. Salah satu teknologi prabencana yakni Sijagat," ujar Hammam.

Sijagat merupakan teknologi untuk mengkaji keandalan gedung bertingkat terhadap ancaman gempa. Lalu ada juga Sikuat, teknologi untuk memonitor kesehatan gedung.

"Alat ini dipasang di gedung untuk mengetahui kondisi kesehatan gedung," ujar Hammam

Sementara teknologi pascabencana yakni teknologi Air Siap Minum yang ditujukan untuk menyediakan air bersih dan air siap minum kepada korban. Teknologi ini telah diterapkan di Lombok Utara.

"BPPT pun berencana membawa teknologi ini ke wilayah bencana Palu dan Donggala dengan menggunakan Kapal Riset Baruna Jaya I milik BPPT," pungkasnya. (Medcom/OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik