Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
BADAN Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berencana melakukan riset batimetri di kawasan Palu dan Donggala, Sulawesi Selatan. Riset batimetri ini untuk mengetahui kerusakan di pesisir Palu dan Donggala akibat tsunami.
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza menyampaikan, nantinya hasil penelitian akan dijadikan pegangan sebagai antisipasi bencana. Riset ini bakal dilaksanakan awal pekan depan.
"Riset ini akan menggunakan Kapal Baruna Jaya I BPPT milik BPPT," kata Hammam di Gedung BPPT, Jakarta Pusat, Kamis (4/10).
Kapal buatan 1989 itu dilengkapi perangkat multibeam echosounder. Alat itu berfungsi untuk menentukan profil permukaan dasar laut dan kedalaman air dengan cakupan area dasar laut yang luas.
"Multibeam echosounder yang dimiliki kapal Baruna Jaya I menjangkau kedalaman kurang lebih dari 11.000 meter yang mana belum ada kapal-kapal riset di Indonesia yang memiliki kemampuan pemetaan dasar laut dari kedalaman dangkal 20 meter hingga kedalaman tersebut," lanjutnya.
Teknologi Mitigasi
Selain tsunami, dibutuhkan mitigasi terhadap bencana gempa bumi yang hingga kini belum dapat diprediksi. Ada beberapa mitigasi yang dilakukan BPPT untuk meminimalisasi dampak gempa.
"Ada teknologi prabencana hingga pascabencana. Salah satu teknologi prabencana yakni Sijagat," ujar Hammam.
Sijagat merupakan teknologi untuk mengkaji keandalan gedung bertingkat terhadap ancaman gempa. Lalu ada juga Sikuat, teknologi untuk memonitor kesehatan gedung.
"Alat ini dipasang di gedung untuk mengetahui kondisi kesehatan gedung," ujar Hammam
Sementara teknologi pascabencana yakni teknologi Air Siap Minum yang ditujukan untuk menyediakan air bersih dan air siap minum kepada korban. Teknologi ini telah diterapkan di Lombok Utara.
"BPPT pun berencana membawa teknologi ini ke wilayah bencana Palu dan Donggala dengan menggunakan Kapal Riset Baruna Jaya I milik BPPT," pungkasnya. (Medcom/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved