Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
KATAK merah atau biasa disebut dengan katak darah (bleeding toad) merupakan satwa endemis Jawa-Indonesia. Diperkirakan, jumlah spesies dengan nama latin Leptophryne cruentata itu pada 1976 sangat melimpah. Namun, setelah letusan Gunung Galunggung pada 1987, populasi spesies tersebut jauh berkurang.
Ciri khasnya ialah kulit berwarna hitam dipenuhi dengan bintik berwarna merah darah, kuning, atau putih marmer.
Pada awalnya spesies tersebut hanya ditemukan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Namun, pada 2012 katak merah itu ditemukan di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).
Menurut pengendali ekosistem Hutan Taman Nasional Gunung Ciremai, Azis Abdul Kholik, spesies tersebut kali pertama ditemukan di Blok Ipukan, Gunung Ciremai.
Pada awalnya peneliti menganggap katak merah yang ditemukan itu sama dengan katak merah endemis yang ada di Gunung Gede Pangrango dan Gunung Halimun. Seiring dengan waktu, pengamatan pun terus dilakukan karena ratusan katak merah itu ternyata tersebar di sana.
Survei keanekaragaman hayati pun dilakukan Yayasan PILI (Pusat Informasi Lingkungan Indonesia) dan Pertamina pada 2013, dilanjutkan lewat kerja sama dengan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).
Selain meneliti suara katak, periset mengambil sampel salah satu kodok untuk meneliti DNA serta perbedaan molekuler dan morfologi populasi kodok tersebut di Gunung Ciremai. Berdasarkan penelitian pada saat itu, populasi kodok merah hanya ditemukan di Jalur Curug Cisurian dan Curug Cilutung yang merupakan aliran Sungai Padarek.
Pada 2017 LIPI mengambil sampel katak merah yang ada di Aliran Padarek. Berdasarkan hasil pengujian labotarium terhadap genetik, suara, dan morfologinya, LIPI menyimpulkan katak merah yang ada di Gunung Ciremai ialah spesies baru yang berbeda dengan katak merah yang ada di Gunung Halimun dan Gunung Gede Pangrango. Spesies yang termasuk kelas Amphibia itu sama dengan yang ada di Gunung Slamet, Jawa Tengah. Spesies itu pun dinamai Leptophryne javanica sp.
Perbedaan ciri-ciri
Katak merah di Gunung Ciremai berukuran relatif kecil, hanya 50 mm. Tubuh dan anggota badan cenderung ramping, serta ujung jari tangan dan kaki membulat.
Selain itu, tubuh katak merah berbintik putih atau kuning. Warna merah berada di bagian bawah atau perut serta di sela selaput kaki dan tangan. Diketahui, katak merah di Gunung Ciremai merupakan predator pemakan ulat dan serangga kecil. Katak ini juga berperan penting dalam menjaga ekosistem di Gunung Ciremai. Sebabnya, keberadaan katak ini berfungsi sebagai indikator kebersihan sungai dan air di Gunung Ciremai.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved