Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Taman Nasional (TN) Gunung Rinjani, melakukan penutupan seluruh jalur pendakian di Gunung Rinjani pasca gempa dengan skala 6,4 richter di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Minggu (29/7).
"Penutupan ini dilakukan dalam waktu yang belum ditentukan, sambil menunggu hasil pemantauan jalur pendakian dinyatakan aman", jelas Sudiyono, Kepala Balai TN Gunung Rinjani, Minggu (29/7) malam.
Diterangkan Sudiyono, pendaki yang masuk ke dalam kawasan pada tanggal 27 dan 28 Juli 2018, tercatat sejumlah 820 orang, dengan rincian 617 orang wisatawan mancanegara dan 203 orang wisatawan nusantara. Saat ini pihak Balai TN Gunung Rinjani telah mengirimkan tim survei awal evakuasi ke lapangan, terkait adanya info gempa susulan Minggu pukul 16.00 Wita.
"Sebanyak 554 orang pendaki sudah berhasil turun dari kawasan, sedangkan sisanya sebanyak 266 orang diduga masih dalam kawasan," tambahnya.
Sementara itu, mitra medis KLHK dari Edelweiss Medical Health Center (EMHC), belum dapat melakukan evakuasi. Hal itu karena para pemandu dan porter dari Sembalun masih mengalami trauma dan terdapat beberapa anggota keluarga mereka yang mengalami musibah.
"Evakuasi darat terhalang oleh longsoran batu dari tebing sekitar yang menutup akses jalan, sehingga menyulitkan untuk dilakukan evakuasi di malam hari," ujar Sudiyono.
Berdasarkan hasil pemantauan di lapangan, dilaporkan terdapat satu korban meninggal teridentifikasi bernama Zaenul, yang merupakan penduduk Makasar. Terkait hal ini, KLHK melakukan koordinasi dengan pihak Basarnas, BPBD, TNI-Polri dan Pemda setempat.
"Kami akan membentuk Posko di Sembalun dipimpin oleh Kapolres Sembalun, dan membentuk tim evakuasi yang akan bergerak malam ini, untuk mendekati lokasi evakuasi", pungkas Sudiyono. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved