UJIAN Nasional (UN) 2015 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan sistem berbasis komputer atau computer based test (CBT) di DKI Jakarta hanya ada satu. Sekolah lain perlu 80 tahun agar bisa ikut serta UN CBT.
"Mengikuti juknis penggunaan BOP, pembelian komputer hanya bisa satu dalam setahun, jadi kalo ingin 80 unit berarti harus nunggu 80 tahun," ujar Kepala Sekolah SMPN 73 Jakarta Sukirman saat ditemui di SMPN 73, Tebet Timur, Jakarta Selatan, Senin (4/5/2015).
Sukirman mengatakan untuk ujian nasional tahun ini SMPN 73 akan melakukan ujian dengan sistem berbasis kertas atau paper based test (PBT).
"Untuk sekarang meskipun saya ditawawari akan tolak UN CBT, proses sifting itu belum efektif, tapi kedepan dimasa depan mungkin bisa," tutur Sukirman.
Hari ini, lanjut Sukirman, SMP 73 menyediakan 15 ruangan untuk menguji 185 peserta ujian. Bahasa Indonesia akan menjadi mata pelajaran yang pertama diujikan.
Diberitakan sebelumnya, di DKI Jakarta hanya SMPK Penabur 2 yang melaksanakan UN menggunakan sistem CBT.
"Dari seluruh SMP di Jakarta, hanya SMPK Penabur 2 saja yang menggunakan sistem T. Sekolah itu masuk wilayah JP (Jakarta Pusat) 1 atau sub rayon 01," kata Ketua Panitia UN SMP 2015 sub Rayon 02 Jakarta Pusat, Wahyudi, Rabu (29/4/2015).
SMPK Penabur 2 dinilai memiliki kesiapan untuk mengikuti UN berbasis komputer. "Karena mereka sudah siap, baik sarana maupun prasarananya," kata pria yang juga Kepala Sekolah SMP 216 Jakarta itu.
Seperti diketahui, dari 1.323 SMP di Jakarta yang mengikuti UN pada 4-7 April ini, ada 144.174 siswa yang menjadi peserta UN.
Untuk Jakarta Pusat, ada 13.751 peserta dari 120 sekolah. Dari 120 sekolah, 119 sekolah mengikuti UN berbasis kertas (PBT) dan satu sekolah berbasis komputer (CBT). (Q-1)