Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

BPS Survei 10 Inovasi Haji Kemenag

Ade Alawi
26/7/2018 12:06
BPS Survei 10 Inovasi Haji Kemenag
(Petugas BPS--MI/Ade Alawi)

BADAN Pusat Statistik (BPS) tengah melakukan Survei Kepuasan Jemaah Haji Indonesia 2018. Survei itu meliputi pelayanan petugas haji, pelayanan ibadah, transportasi, akomodasi (hotel/tenda), katering, kesehatan, dan pelayanan lainnya.

"Kita juga akan melihat sejauh mana kepuasan jemaah haji Indonesia terhadap 10 inovasi penyelenggaraan ibadah haji 2018," kata petugas BPS Edi Prawoto saat ditemui di kantor Daerah Kerja Mekah, Arab Saudi, Rabu (25/7).

Menurut Edi, ada tujuan survei. Pertama, mengukur tingkat kepuasan jemaah haji terhadap layanan yang diberikan pemerinyah.

Kedua, lanjutnya, memperoleh data dan informasi terkait pelayanan yang diperoleh jemaah saat melaksanakan ibadah haji.

"Sebanyak 14.400 jemaah haji akan dipilih sebagai responden dalan survei ini. Jumlah ini mewakili 221 ribu jemaah haji Indonesia pada 2018," jelas Edi.

Sampel jemaah, lanjutnya, diambil dari seluruh (populasi) jemaah haji Indonesia dengan menggunakan teknik probability sampling.

"Teknik pengambilan sampel ini bertujuan agar data yang dihasilkan dapat merepresentasikan seluruh populasi jemaah haji. Bukan studi kasus," ungkapnya.

Teknisnya, kata Edi, jemaah haji dari regu terpilih akan menerima kuesioner dari ketua regu masing-masing.

"Kalau jemaah yang ngak bisa baca tentu tak akan dipilih," katanya.

Menurut Edi, pihaknya  sudah mensurvei layanan haji di Madinah.

"Seiring bergeraknya jemaah haji dari Madinah ke Mekah mulai Kamis (26/7) ini, BPS juga akan mensurvei layanan selama di Mekah hingga layanan di Padang Arafah," tuturnya.

Adapun 10 inovasi pelayanan haji 2018, antara lain, rekam biometrik jemaah haji dilakukan di Indonesia (Jakarta dan Surabaya), QR code pada gelang jemaah haji , sistem akomodasi satu musim penuh di Madinah, penggunaan bumbu masak dan juru masak Indonesia, layanan katering ditambah, penandaan khusus pada paspor dan koper, serta penggunaan tas kabin.

Disamping itu, juga ada pengalihan porsi bagi jemaah yang wafat ke ahli waris, pencetakan visa oleh Kemenag, satu konsultan ibadah di setiap sektor, dan pembentukan tim Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (P3JH).

Indeks kepuasan jemaah haji terus meningkat tiga tahun terakhir, 2015 (82,67%), 2016 (83 83%), dan 2017 (84,85%).

Pada 2018, Kemenag menargetkan indeks kepuasan meningkat 0,15%  menjadi 85% alias sangat memuaskan. "Setidaknya ada lima terobosan yang kami lakukan. Kami optimistis meraih angka itu (85%)," ujar Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah dalam pembekalan 780 petugas haji di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur  Mei 2018 lalu. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya