Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Museum Basoeki Abdullah Buka Ruang Publik

(Bay/H-5)
22/7/2018 23:30
Museum Basoeki Abdullah Buka Ruang Publik
(ANTARA FOTO/Dodo Karundeng)

ANIMO masyarakat untuk mengunjungi museum-museum di Tanah Air dinilai masih minim. Sebab itu, para pengelola ditantang untuk kreatif dalam merancang aktivitasnya guna meraih minat publik sehingga pengunjung pun tertarik.

Dalam menyiasati kondisi tersebut, Museum Basoeki Abdullah yang terletak di bilangan Cilandak, Jakarta Selatan, berinisiatif melakukan jemput bola agar lebih dikenal masyarakat dengan membuka ruang publik yang disediakan pada salah satu ruangan museum tersebut.

"Kami memaklumi keberadaan museum kita belum menjadi kebutuhan. Sebab itu, ruang publik yang kami buka sebagai salah satu upaya menarik minat yang dapat dimanfaatkan masyarakat," kata Kepala Museum Basoeki Abdullah Maeva Salmah kepada Media Indonesia belum lama ini.

Ruang publik yang disediakan terletak di lantai dua dengan luas sekitar 8 x 10 meter. Di sana komunitas masyarakat meliputi komunitas seni, sanggar, satuan pendidikan atau sekolah dan perguruan tinggi, ataupun seniman perorangan dapat menggelar pameran karya-karya mereka.

Namun, Maeva mengutarakan, pihak yang berminat melakukan kegiatan berupa pameran atau penampilan karya seni di ruang publik museum ini harus memenuhi persyaratan, salah satunya proposal. Apa yang akan digelar di sana harus senapas dengan ketokohan dari Basoeki Abdullah yang merupakan maestro pelukis terkemuka itu.

Ia mencontohkan, pada 27 Juli akan ada pameran yang menggunakan ruang publik museum ini. Mereka ialah Komunitas 22 yang terdiri atas 22 kaum ibu dari beragam profesi. Komunitas ini akan memamerkan lukisan dengan tema mitos dan legenda.

"Pameran Komunitas 22 masih terkait dengan karya lukis Basoeki Abdullah yang juga mempunyai napas legenda seperti lukisannya yang terkenal Nyi Roro Kidul dan Jaka Tarub," ungkapnya.

Ramah disabilitas

Dalam dokumen Museum Basoeki Abdullah tercatat pada 1948 sang maestro mengikuti lomba melukis internasional di Belanda. Karya lukisnya Ratu Yuliana memenangi penghargaan internasional mengalahkan pelukis dari puluhan negara peserta dari Eropa, Amerika, dan Asia.

Maestro kelahiran Surakarta, 27 Januari 1915 yang merupakan cucu pahlawan nasional Wahidin Sudirohusodo ini selanjutnya menjadi pelukis tokoh dunia dan pelukis Kerajaan Thailand pada 1962.

Sebelum wafat pada 5 November 1993, Basoeki Abdullah mewasiatkan rumah kediamannya dihibahkan untuk kepentingan negara.

Museum yang juga menyediakan akses pengunjung bagi penyandang disabilitas ini terbuka untuk umum pada Selasa hingga Minggu pukul 08.00-16.00.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya