Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Jenis Burung Khas Indonesia Bertambah

Putri Rosmalia Octaviyani
31/5/2018 18:45
Jenis Burung Khas Indonesia Bertambah
(ilustrasi--thinkstock)

JUMLAH spesies burung yang ada di Indonesia teridentifikasi kembali bertambah. Data Burung Indonesia menyatakan pada tahun 2017 terdapat 1.769 jenis burung yang teridentifikasi setelah sebelumnya tercatat 1.672 jenis.

Di tahun ini, jumlah burung yang teridentifikasi bertambah dua jenis lagi, salah satunya merupakan jenis endemis Indonesia. Maka, jumlah jenis burung di Indonesia pada 2018 adalah 1.771 jenis burung.

Head of Communication and Institutional Development, Ria Saryanthi mengatakan, salah satu penambahan jenis tersebut yaitu myzomela rote (Myzomela irianawidodoae), burung endemis Pulau Rote di kawasan Nusa Tenggara Timur yang dideskripsikan oleh LIPI pada 2017. Burung ini termasuk dalam famili Meliphagidae yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 1999. Ini berarti menambah satu jenis burung yang dilindungi menjadi 436 dari sebelumnya 435 jenis.

Dengan penambahan ini, jenis burung yang khas atau endemis dari Indonesia yang telah teridentifikasi bertambah menjadi 513 jenis. Selain myzomela rote, satu jenis burung baru yang telah teridentifikasi yaitu paok papua (Erythropitta macklotii). Sementara itu, berdasarkan Daftar Merah Badan Konservasi Dunia (IUCN Red List), status burung terancam punah secara global yang tercatat di Indonesia mangalami sedikit perubahan.

Terdapat tiga jenis burung yang status keterancamannya kini meningkat. Ketiga jenis burung tersebut antara lain dara-laut alaska (Onychoprion aleuticus) yang sebelumnya berisiko rendah terhadap kepunahan (Least Concern/LC) menjadi rentan (Vulnerable/VU); myzomela bacan (Myzomela batjanensis) yang sebelumnya berstatus mendekati terancam punah (Near Threatened/NT) menjadi rentan; dan punggok sumba (Ninox sumbaensis) yang sebelumnya berstatus mendekati terancam punah, kini meningkat tajam menjadi genting (Endangered/EN).

"Temuan-temuan baru ini sudah semestinya membuat kita semakin peduli terhadap kekayaan alam unik yang kita miliki. Sebagaimana satwa-satwa lainnya, jumlah jenis burung di Indonesia kemungkinan dapat terus bertambah dengan penelitian-penelitan yang semakin intensif di lakukan di masa depan," ujar Ria di Jakarta, Kamis (31/5).

Kajian yang diterbitkan jurnal Nature Climate Change pada 2014 telah memperkirakan pada 2012 hutan primer di Indonesia telah hilang sebanyak 840.000 hektar. Jumlah ini merupakan yang tertinggi dibandingkan negara-negara lain yang bahkan melampaui Brazil yang kehilangan 460.000 hektar hutannya. Perlu dicatat luas hutan amazon Brazil sekitar empat kali luas hutan-hutan Indonesia.

Keberadaan hutan sangat terkait dengan kehidupan dan keberlangsungan berbagai jenis burung. Karena hutan merupakan tempat burung bersarang, hidup, berlindung dan bereproduksi. Karenanya kerusakan hutan akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan bertahan hidup burung-burung yang ada.

Jasa lingkungan yang diberikan burung kepada manusia tidaklah sedikit. Burung-burunglah yang menjadi agen pengendalian berbagai jenis hama, melakukan penyerbukan berbagai tanaman, dan juga menyebarkan biji-bijian yang kemudian tumbuh menjadi tumbuh-tumbuhan di hutan dan alam liar. Oleh karena itu, terancamnya populasi burung dapat juga memperburuk kualitas hidup satwa-satwa lain dan keanekaragaman hayati pada umumnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya