Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DI kalangan masyarakat, saat ini masih banyak terjadi kesalahan persepsi mengenai bahaya TAR dan nikotin dalam rokok. Selama ini, masyarakat beranggapan bahwa nikotin merupakan senyawa kimia yang lebih berbahaya jika dibandingkan dengan TAR, padahal mekanisme yang merugikan ialah TAR yang dihasilkan dari proses pembakaran.
Nikotin memang memiliki efek samping, tetapi tidak sebanyak yang ada dalam TAR. TAR merupakan bentuk dari senyawa kimia berbahaya yang dihasilkan dari proses pembakaran, baik dari hutan hingga kebakaran rumah.
Isu bahaya TAR menjadi penting bagi masyarakat karena perlu adanya pemahaman mendalam tentang bahaya TAR bagi kesehatan tubuh yang diakibatkan oleh konsumsi rokok, baik perokok aktif maupun pasif.
"Masyarakat perlu memahami bahwa konsumsi rokok dapat menghasilkan pembakaran TAR yang memiliki efek buruk bagi kesehatan," kata Dr drg Amaliya PhD, Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (Kabar), melalui keterangan tertulis, Kamis (17/5).
Oleh karena itu, Kabar, melalui kegiatan roadshow dan edukasi, bermaksud untuk mendiseminasi pengetahuan tentang bahaya TAR.
Dalam roadshow, Kabar juga memberikan penyuluhan mengenai dampak buruk dari rokok dan solusi untuk mengurangi jumlah perokok di Indonesia.
Salah satu solusi yang ditawarkan oleh koalisi yang dinisiasi oleh Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) itu adalah melalui pengenalan produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar, nikotin tempel, dan snus, yang telah terbukti secara ilmiah di berbagai negara dapat menjadi solusi untuk menurunkan prevalensi perokok.
Kabar, melalui YPKP Indonesia, telah membuat penelitian tentang produk tembakau alternatif, khususnya rokok elektrik yang bertajuk ‘Observasi Kesehatan Mukosa Mulut pada Pengguna Rokok Elektrik.’
Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa produk tembakau alternatif, yakni dalam penelitian ini adalah rokok elektrik memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan rokok konvensional, yang dilakukan melalui metode peralihan (switching) bukan sebagai pintu masuk (gateaway) untuk memulai merokok, terutama pada anak-anak di bawah umur.
"Berkaitan dengan hal tersebut, regulasi dan pengawasan terhadap produk tembakau alternatif juga diperlukan agar tidak disalahgunakan oleh anak-anak. Selain itu, Kabar secara aktif, akan terus memberikan edukasi melalui roadshow dan informasi terkini di situs website kami yang dapat diakses di www.NO-TAR.org," tandas Amaliya. (RO/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved