Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
SENYUM lebar menghiasi wajah Subi Nur Isnaini setelah dipastikan lulus dalam sidang doktoralnya di Universitas Moulay, Maroko.
Ia menjadi mahasiswi Indonesia pertama yang lulus dari salah satu universitas di Maroko tersebut. Isna, demikian mahasiswi asal Pati, Jawa Tengah ini disapa, menjalani sidang disertasi doktoral di Auditorium Ibn Khaldoun, Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Moulay Ismail Meknes, Sabtu (21/4) waktu setempat.
Pada sidang disertasi doktoral ini, selain civitas akademika Universitas Moulay Ismail, Meknes, juga hadir Dubes RI untuk Kerajaan Maroko merangkap Republik Islam Mauritania ED Syarief Syamsuri berserta istri, staf KBRI Rabat, anggota Perhimpunan Pelajar Indonesa (PPI) Maroko dan perwakilan dari Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Maroko.
Alumni Universitas Moulay Ismail, Meknes-Maroko, Fauzan Adim menyebutkan di hadapan tim penguji dan dosen pembimbingnya, Isna selama lebih dari tiga jam mempertahankan disertasinya berjudul 'Studi Filologi: Editing Naskah, Komentar Analisa dan Kritik Terhadap Kitab, "Al Taqrib wa al Tabyin fi Halli Alfadzi al Mursyid Al Mu`in" Karya Imam Abu Hamid Muhammad Al Arabi bin Muhammad Al hasyimi Al Zarhouni (1260 H)'.
Saat ditanya tentang karya menjadi bahan riset doktoralnya, Isna memaparkan kitab Al Taqrib wa al Tabyin fi Halli Alfadzi al Mursyid Al Mu`in adalah karya salah satu ulama Islam bermadzhab Maliki.
Para ulama dan mayoritas kaum muslimin di kawasan barat, seperti Aljazair, Tunisia, Maroko dan Mauritania bermadzhab Maliki. Hal itu menjadi tantangan baginya bahwa mayoritas kaum muslimin di Asia Tenggara, seperti Indonesia pengikut Imam Syafii dalam masalah fikih.
Namun demikian di saat yang sama, kesempatan untuk memperluas pengetahuannya tentang variasi pemahaman fiqih melalui karya yang menjadi bahan kajiannya.
Senyum kebahagiaan terpancar di wajah ibu dari Fawwaz dan Rozan tersebut saat Ketua Tim Penguji Prof Dr Nadia Achiri mengumumkan kelulusan Isna sebagai peraih gelar doktor dari Fakultas Sastra dan Humaniora, Universitas Moulay Ismail, Meknes, dengan yudisium summa cumlaude.
Tim penguji lainnya terdiri dari Dr Abdellah Lakhdar, Dr Ali Boudkhani dan Dr Abderrahim Ghazi.
Isna, 31, tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Moulay Ismail pada 2011-2012. Masa studi tsanawiyah dan aliyah dihabiskannya di kota kelahirannya.
Ia melanjutkan studi S1 (2004-2018) di Kairo, Mesir dan berturut-turut menjadi mahasiswa Indonesia terbaik selama empat tahun kuliah di Mesir dan menyelesaikan program S2 di Universitas Sidi Mohammed Benabdillah Fes, Maroko, dalam waktu hanya 17 bulan. (O-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved