Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Animo Mahasiswa Minim, Universitas Trilogi Inovasi Prodi Pertanian

Syarief Oebaidillah
05/4/2018 21:15
Animo Mahasiswa Minim, Universitas Trilogi Inovasi Prodi Pertanian
(Ist)

UNTUK mengubah paradigma terhadap program studi pertanian bukan pekerjaan mudah, mengingat selama ini animo mahasiswa pada prodi tersebut masih kurang. Sejatinya, sebagai bangsa agraris yang memiliki lahan amat luas pada bidang ini dengan sejumlah inovasi diyakini sektor pertanian mampu menggenjot pembangunan perekonomian negara.

"Ya kita akui bahwa paradigma masyarakat tentang pertanian terkesan perdesaan dan kotor. Padahal, pertanian itu adalah sektor yang penting bagi pembangunan bangsa kita, sebab amat luas lahan pertanian yang kita miliki sebagai negara agraris. Maka memanfaatkan pertanian kita secara maksimal kita akan maju," kata Rektor Universitas Trilogi, Dr Aam Bastaman, pada konferensi internasional bertajuk 'On Cold Chain and Logistic Management for Agrifood Product in Indonesia, di Jakarta, Rabu (4/4).

Melalui keterangan yang diterima media, Kamis (5/4), acara tersebut terselenggara atas kerja sama Universitas Trilogi dengan Direktorat Bina Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan dan Asian Productivity Organization (APO).

Aam mengutarakan, hingga saat ini ia mengakui animo mahasiswa pada prodi pertanian di kampusnya dan juga di perguruan tinggi lainnya  masih minim.

"Apalagi mereka, para pelajar, yang tinggal di wilayah perkotaan, khususnya di Jabodetabek, hanya sedikit yang mengambil kuliah di prodi pertanian. Data yang saya catat di kampus saya, di Trilogi, setiap tahun hanya sekitar 20 mahasiswa saja," ungkap Aam.

Karena itu, inovasi pun perlu dilakukan dalam prodi pertanian, yakni  dengan memanfaatkan pesatnya perkembangan teknologi dalam  pengumpulan data pertanaman padi berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dipotret satelit Lansat-8 Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

Dia mengimbau semua kampus yang membuka prodi pertanian berkomitmen meningkatkan kualitas dan inovasi pada prodi pertanian. Dengan begitu diharapkan minat dan paradigma masyarakat untuk memajukan sektor pertanian membaik dan meningkat.

Ia menambahkan, dalam konsep pertanian di perkotaan dapat mengadopsi model urban agriculture, yakni petani kota dapat memanfaatkan lahan yang sempit untuk menerapkan roof gardening dan vertical agriculture. Sehingga, bertani bukan saja bisa dilakukan di sawah atau perdesaan.

"Negara kita memang luas, tapi tidak merata. Sementara Jakarta lahan amat sempit, bagaimana bisa menciptakan suatu kreativitas dengan memanfaatkan lahan yang sempit ini," pungkasnya.

Dalam kesempatan sama, Direktur Bina Produktivitas Kemenaker, Muhammad Zuhri, menambahkan, Indonesia memiliki hasil pertanian buah-buahan dan sayur-mayur yang melimpah. Akan tetapi, sumber daya alam yang melimpah itu belum dapat dikelola secara baik.

Ia mengutarakan, pemerintah mesti memperbaiki regulasi di bidang pertanian yang dibarengi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Hemat dia, pemerintah memiliki target yang dapat menyasar di dunia pendidikan, usaha, dan masyarakat.

"Ïni yang kita sebut quadruple helix, yakni kaitan antara pemerintah, dunia pendidikan, dunia usaha, dan masyarakat," tukasnya. (RO/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya