Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Nur Miftahul Jannah Kuat demi Meringankan Beban Sesama

Wan/M-3
30/3/2018 23:45
Nur Miftahul Jannah Kuat demi Meringankan Beban Sesama
(MI/Sumaryanto Bronto)

PERJALANAN panjang dilalui Nur Miftahul Jannah. Perempuan lulusan sekolah dasar (SD) ini berhasil mendirikan Yayasan Peduli Kasih Kisah Nyata dan Jeritan Hati. Mbak Nur, demikian ia akrab disapa, memberikan rumah singgah untuk saudara-saudara kita yang tidak mampu mana kala mau berobat ke rumah sakit di daerah Malang, Jawa Timur.

Sejak kecil ia sempat mengamen dan menyemir sepatu di jalanan. Ia pun kerap menangis saat menjumpai satu keluarga yang bahagia. Ya, ia merasa kurang kasih sayang dari orangtuanya.

"Dari kecil tidak mendapatkan kasih sayang dari orangtua, mereka berpisah. Ayah tidak pernah temu, ibu sibuk dengan adik-adik. Saat kecil sering melihat teman saya yang punya mainan. Tapi setiap kali saya meminta ke ibu, dia bilang harus kerja," kata Nur.

Di umurnya 14 tahun, ia terpaksa bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di Singapura, Hong Kong hingga Macau untuk menggantikan peran ibu bekerja dan menjadi tulang punggung keluarga. Ia mengaku hasil kerjanya itu sepenuhnya itu dipakai untuk kegiatan Yayasan, sesuai dengan tujuannya berangkat untuk mencari uang untuk mewujudkan cita-citanya mendirikan yayasan sosial.

Sampai akhirnya pada 2014 Nur berhenti bekerja sebagai TKW dan pulang ke Indonesia agar fokus mengelola Yayasan miliknya di kota Malang, Jawa Timur. Yayasan peduli kasih miliknya ini awalnya fokus kepada upaya membantu pasien untuk mendapat akses kesehatan. Dalam perkembangannya, Yayasan ini pun merawat bayi telantar dan orang lanjut usia.

Ia bersyukur rekan-rekan sesama TKW rutin memberikan donasi untuk kebutuhan sosial itu. "Saat kita melakukan hal yang sangat diharapkan orang yang membutuhkan, pasti Allah memberikan jalan," kata Nur yang dulu sempat melakukan percobaan bunuh diri. Pengalamannya itu mampu membuat ia bangkit dan membantu sesama.

Selain mengelola Yayasan, Nur masih menyempatkan diri untuk membantu usaha konveksi milik suaminya. Usaha ini pun merupakan sumber dana untuk keluarga dan Yayasannya. Usaha konveksi ini pun dilengkapi dengan toko baju yang terkadang, ditujukan kepada anak-anak yang dirawatnya. "Kebanyakan anak yang dirawat ialah anak TKW yang hamil di luar nikah. Ada pula bayi dan kaum duafa dan jompo yang dirawat di sini," kata Nur.

Satu yang ia yakini, apa yang dilakukannya itu semata-mata untuk meringankan beban orang yang membutuhkan sehingga nasib yang pernah dialami ibunya yang terlunta-lunta akibat sakit kanker tidak sampai menimpa orang lain.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya