Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEBUTUHAN akan penerjemah bahasa isyarat tinggi untuk memberikan akses informasi yang sama bagi penyandang disabilitas tuna rungu. Terutama dalam acara-acara publik, seperti seminar dan sosialisasi program pemerintah.
"Ini yang sudah sering kita suarakan. Bahwa teman-teman disabilitas juga punya hak yang sama untuk dapat mengikuti kegiatan-kegiatan publik," ujar Yeni Rosa Damayanti kepada Media Indonesia.
Dikatakan Yeni, banyak kegiatan membahasa hak disabilitas yang selama ini justru minim melibatkan dusabilitas dalam berdiskusi. Hal itu dianggap tidak akan dapat menciptakan keadilan akses informasi bagi penyandang disabilitas.
"Misalnya tuna rungu, mereka sangat mau ikut diskusi tapi mereka sering tidak bisa karena terhambat komunikasinya, di situ peran penerjemah bahasa isyarat sangat dibutuhkan," ujar Yeni.
Dikatakan Yeni, saat ini diseluruh Indonesia hanya terdapat kurang dari 100 penerjemah bahasa isyarat. Diharapkan ke depan, keseriusan pemerintah untuk meningkatkannya dapat dilakukan dengan menyediakan minimal 1 orang yang mampu memahami bahasa isyarat di tiap instansi.
"Jadi teman-teman disabilitas bisa benar-benar ikut aktif. Mengapa tidak mungkin setiap institusi dr pemerintah mengirim 1 stafnya untik belajar, agar ketika mau menggunakannya tidak sulit mencari penerjemah. Kalau mengirim untuk belajar bahasa asing bisa, mengapa bahasa isyarat tidak," ujar Yeni. (OL-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved