Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Ancaman Puting Beliung Meningkat

Putri Rosmalia Octaviyani
27/1/2018 08:31
Ancaman Puting Beliung Meningkat
(ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan bencana puting beliung meningkat di beberapa daerah di Indonesia.

Bencana tersebut terjadi seiring dengan besarnya perubahan penggunaan lahan.

"Puting beliung masih akan terjadi. Kapan dan di mana terjadinya, tidak bisa diperkirakan karena penyebabnya faktor alam, yaitu perbedaan tekanan," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, semakin banyak lahan yang berubah penggunaannya, misalnya, dari hutan menjadi perkebunan atau dari lahan pertanian menjadi permukiman, akan semakin besar pula kemungkinan menyebabkan perubahan tekanan udara.

"Keberadaan manusia jelas berpengaruh terhadap perubahan tekanan dan suhu udara. Faktor manusia juga dapat menyebabkan perubahan tekanan yang berpeluang menyebabkan angin puting beliung," tuturnya.

Sutopo mengatakan kebanyakan bencana yang terjadi di Indonesia memang disebabkan faktor manusia, yaitu perubahan penggunaan lahan dan cara hidup yang tidak memperhatikan konservasi lingkungan.

Banjir dan tanah longsor, misalnya, lebih banyak disebabkan oleh perilaku orang membuang sampah ke sungai dan alih guna lahan tebing yang sebelumnya berupa hutan menjadi permukiman.

Pada kesempatan itu ia juga mengungkapkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana semakin meningkat, terutama dalam menghadapi kemungkinan tsunami.

"Kesiapsiagaan masyarakat semakin baik. Ketika terjadi gempa, mereka langsung melakukan evakuasi mencari tempat yang lebih tinggi," katanya.

Namun, tambah Sutopo, masih ada beberapa masalah yang dihadapi, terutama dalam hal mengantisipasi kemungkinan tsunami.

Menurutnya, yang perlu diperhatikan dalam menghadapi kemungkinan bencana ialah cara menyampaikan peringatan yang harus cepat kepada masyarakat agar mereka bersiap siaga.

"Kalau masyarakat diberi peringatan, mereka sudah langsung lari dan tahu harus ke mana. Namun, apa betul itu sudah sesuai dengan standar prosedur operasional? Saat ini sirene peringatan masih sedikit. Masih sangat terbatas," tuturnya.

Sarana terbatas

Karena itu, ujar Sutopo, selain terus melakukan sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat terhadap kesiagsiagaan kemungkinan tsunami dan bencana-bencana lain, hal lain yang perlu dipikirkan ialah mempersiapkan sarana dan prasarana peringatan dini.

"Kemungkinan tsunami terjadi di wilayah Selatan Sumatra dan Jawa. Kesiapsiagaan masyarakat di daerah itu sudah semakin meningkat, tapi sistem peringatan dini yang masih terbatas," tuturnya.

Sejumlah daerah yang harus mewaspadai ancaman puting beliung antara lain Kota Kupang, Kabupaten Sumba Timur, dan Manggarai Barat.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tini Thadeus meminta masyarakat di daerah tersebut mewaspadai bencana itu karena selama cuaca buruk bencana itu kerap muncul.

"Tiga daerah itu masuk daerah rawan bencana angin puting beliung," katanya.

(Ant/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya