Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Pro Kontra Diet Kekinian

Eni Kartinah
24/1/2018 10:40
Pro Kontra Diet Kekinian
(THINKSTOCK)

BELAKANGAN, muncul beragam program diet masa kini. Seperti, diet mayo, paleo, OCD, dan diet keto. Melalui ulasan artikel, tayangan televisi, serta unggahan para selebritas dan sosialita di akun-akun media sosial, program-program diet itu semakin populer.

Terlebih lagi, sebagian pelaku bisnis yang menyasar orang-orang dengan problem kegemukan ikut memanfaatkan momen dengan memasarkan beragam produk yang berkaitan dengan program diet itu. Pelaku usaha katering misalnya, menawarkan menu-menu diet mayo atau diet keto, lengkap dengan testimoni sejumlah konsumen yang sukses menurunkan berat badan secara signifikan dalam waktu singkat.

Bagaimana pendapat pakar terhadap program-program diet 'kekinian' itu? Menurut dokter spesialis gizi klinik dari RS Pondok Indah-Bintaro, Tangerang, dr Diana F Suganda SpGK, program-program diet itu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Pada diet keto, misalnya, konsumsi karbohidrat sangat dibatasi. Jadi, makanan seperti nasi, pasta, dan mie tak boleh dikonsumsi. Sebaliknya, konsumsi lemak dan protein diperbanyak.

"FDA menganjurkan komposisi makanan kita karbohidrat 50%, protein 30%, dan lemak hanya 20%. Namun, pada diet keto konsumsi karbohidrat hanya 10%, protein 25%, dan lemak sampai 65%," ujar Diana pada diskusi kesehatan di Jakarta, pekan lalu.

Dengan pola konsumsi demikian, lanjutnya, tubuh tidak menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi utama. Tubuh memakai cadangan lemak di hati yang yang dipecah menjadi energi. Tubuh akan beradaptasi menggunakan lemak sebagai sumber energi.

"Sisi positifnya antara lain, pelaku diet ini tidak cepat merasa lapar karena banyak mengonsumsi lemak, sebab lemak sulit dicerna sehingga mempertahankan rasa kenyang lebih lama. Namun, tingginya konsumsi lemak akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler). Terlebih jika jenis lemak yang dikonsumsi bukan lemak baik, seperti kulit ayam, kerupuk kulit, minyak goreng, dan santan," terang Diana.

Ia menyebut, pasien-pasiennya yang menjalani diet keto memiliki profil lemak darah yang buruk. "Profil lipid yang tidak bagus itu tentu meningkatkan risiko aterosklerosis (gangguan pembuluh darah karena timbunan lemak di dinding dalam pembuluh darah)."

Selanjutnya, diet mayo. Diana menjelaskan, diet itu tidak memperbolehkan konsumsi garam, makan malam sebelum pukul 18.00, harus minum air mineral 2 liter per hari, namun tidak boleh air es, dan dilarang 'curang' selama periode diet. Jika curang alias menyalahi aturan-aturan itu, program diet harus diulang dari awal. Klaimnya, berat badan akan turun 8-10 kg dalam dua pekan.

"Padahal, penurunan berat badan yang aman ialah 0,5 kg per/pekan. Jadi, sekitar 2 kg per bulan. Kalau turun sampai 10 kg dalam dua pekan saja, dipastikan yang hilang dari tubuh hanyalah massa air. Ini sesuai dengan larangan konsumsi garam pada diet itu karena garam bersifat menahan air dalam tubuh. Jadi, si pelaku diet mayo akan lebih sering pipis, membuat tubuh kehilangan massa air, berat badan pun turun drastis. Itu tidak sehat."

Penuhi kebutuhan nutrisi

Berikutnya, diet OCD. Menurut Diana, diet yang dipopulerkan mentalis Deddy Corbuzier itu tergolong sebagai intermitten fasting (IF) diet. Cirinya, dalam sehari, ada 'jendela makan'. Yakni seseorang hanya diperbolehkan makan selama jangka tertentu. Ada yang 6 jam saja, ada yang 8-12 jam. Di luar periode itu, dilarang makan minum kecuali yang tidak berkalori seperti air putih atau kopi pahit.

"Jadi ada periode fasting atau puasa. Otomatis, asupan makanan menjadi terbatas, berat badan pun turun. Namun demikian, sulit mempraktikkan diet IF dalam jangka panjang."

Adapun diet paleo, kata Diana, mengharuskan seseorang untuk menjalani pola makan manusia di zaman paleolitikum. Jadi, dilarang mengonsumsi bahan makanan sudah diproses secara modern seperti beras, roti, pasta, makanan kalengan, yogurt, es krim, dan keju. Yang diperbolehkan yaitu, sayur mayur, buah-buahan, daging, ikan, telur, biji-bijian, dan sumber lemak sehat seperti minyak zaitun, minyak kelapa, dan alpukat.

Diana menjelaskan, sebetulnya jenis makanan dalam diet paleo sangat sehat. Tapi, di zaman modern seperti sekarang ini, sulit mempertahankan pola makan seperti itu. Padahal, diet yang baik seharusnya menjadi bagian dari pola makan sehari-hari yang bisa dilakukan dalam jangka panjang, bahkan seumur hidup.

"Jika ditelaah, semua program diet itu berefek pada pengurangan asupan makanan. Baik dengan membatasi pilihan jenis makanan yang boleh dikonsumsi maupun periode makan. Jadi, sebetulnya, tak harus mengikuti program-program diet itu, asalkan kita bisa mengurangi asupan kalori atau membakar kalori lebih banyak dengan olahraga, berat badan akan turun," papar Diana.

Ia mengingatkan, diet tidak boleh mengabaikan kebutuhan nutrisi tubuh. Karenanya, asupan makan minum sehari-hari harus memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

"Dengan defisit 500 kalori/hari, berat badan akan turun 0,5 kg/minggu. Untuk mencapai defisit ini bisa dilakukan dengan cara-cara mudah. Misalnya tidak memakai mayonaise ketika makan sandwich, lewatkan desert, mengganti soft drink dengan air putih, dan mengurangi porsi makan. Serta, olahraga jalan kaki atau bersepeda 30 menit sehari," pungkasnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya