Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Orang Utan Terus Terancam

Putri Rosmalia Octaviyani
16/1/2018 10:30
Orang Utan Terus Terancam
(AFP)

HINGGA saat ini upaya perlindungan terhadap orang utan di Kalimantan masih menjadi pekerjaan berat yang tidak mudah dilakukan. Mengingat, sekitar 78% orang utan kalimantan (Pongo pygmaeus) berada di luar kawasan lindung.

Hal itu dikatakan Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Wiratno, di Jakarta, kemarin. Ia mengungkapkan hal itu menanggapi penemuan bangkai seekor orang utan yang mengambang di Sungai Barito di Desa Kalahien, Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, kemarin.

Bangkai yang ditemukan warga tersebut awalnya dikira sebagai mayat manusia. Namun, ternyata bangkai seekor orang utan dalam kondisi yang sudah mulai membusuk dengan bulu rontok, penuh sayatan, dan tanpa kepala.

“Untuk kasus itu tentu akan dipelajari dan ditindaklanjuti. Saya akan menggali informasi yang sebenarnya terjadi,” ujar Wiratno.

Ia mengatakan, penguatan penegakan hukum kuat akan terus dilakukan di setiap wilayah yang menjadi bagian dari habitat satwa liar yang dilindungi itu. Ia juga berharap, pihak lain selain pemerintah ikut berkomitmen untuk menjaga dan tidak merusak habitat dan keberlangsungan hidup mereka.

“Sebenarnya law enforcement dan aturannya sudah kuat, hanya memang perlu upaya untuk mengumpulkan informasi untuk mengetahui apa yang terjadi dari setiap kasus yang ada,” imbuh Wiratno.

Orang utan kalimantan diperkirakan mengalami penurunan populasi hingga 25% dalam 10 tahun terakhir. Data The Nature Conservancy (TNC) di Agustus 2017 menyebutkan, saat ini kepadatan populasi orang utan kalimantan cenderung menurun dari 0,45-0,76 individu per kilometer persegi menjadi 0,13-0,47 individu per kilometer persegi.

Jumlah tersebut berada di habitat sekitar 16 juta hektare dan tersebar di 42 kelompok populasi. Hanya 18 kelompok populasi di antaranya diprediksi akan lestari hingga 100 sampai 500 tahun ke depan.


Habitat menyempit

Sebelumnya, data serupa juga diungkapkan Centre for Orangutan Protection (COP) terkait populasi orang utan di kawasan Hutan Lindung Sungai Lesan (HLSL), Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Menurut data COP, populasi orang utan di HLSL pada akhir 2017 hanya 0,39 individu per kilometer (km) persegi. Angka itu turun bila dibandingkan dengan 2015, sekitar 1,84 individu per km pesergi. Padahal, populasi orang utan di kawasan HLSL pernah mencapai 3,69 individu per km persegi pada 2005.

“Hutan Lindung Sungai Lesan yang luasnya mencapai 13.565 hektare merupakan habitat penting bagi orang utan dan beraneka jenis satwa liar langka dan dilindungi undang-undang, seperti beruang madu, macan dahan, dan rangkok,” kata Manajer Program Perlindung-an Habitat COP, Ramadhani, pekan lalu.

Namun, ujarnya, upaya konservasi itu terganggu keberadaan perkebunan kelapa sawit sehingga kawasan hutan yang seharusnya menjadi koridor penghubung antara HLSL dan habitat orang utan semakin sedikit. (Ant/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya