Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

ITS Surabaya Paling Inovatif

Abdus Syukur
16/11/2017 09:00
ITS Surabaya Paling Inovatif
(MI/Bayu Anggoro)

KEMENTERIAN Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) menetapkan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya sebagai perguruan tinggi (PT) paling inovatif di Indonesia.

Hal itu disebabkan ITS dinilai telah banyak menghasilkan produk riset yang siap dikomersialkan ke industri sehingga manfaatnya bisa dirasakan masyarakat. Beberapa yang telah dihasilkan dan direncanakan akan diproduksi massal ialah mobil listrik, bus listrik, dan motor listrik.

Wakil Rektor ITS Ketut Buda Artana menyampaikan penetapan ITS sebagai PT paling inovatif itu tidak terlepas dari iklim riset yang sangat positif di kalangan sivitas akademika dan pengelolaan yang baik melalui Direktorat Inovasi, Kerja Sama, dan Kealumnian.

Ada sembilan level indikator yang ditentukan untuk sebuah teknologi diterapkan pada masyarakat. Level satu hingga enam dilaksanakan saat riset oleh tim LPPM dan level tujuh hingga sembilan dilakukan Direktorat Inovasi ITS.

Mobil listrik rupanya menarik perhatian para mahasiswa Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung. Sejumlah mahasiswa Itenas berhasil membuat mobil listrik yang diberi nama Evhero yang mampu melaju hingga 80 km/jam.

Salah seorang pembuat Evhero, Amirul Nevo, mengatakan mobil jenis sedan itu mampu mengangkut empat penumpang. Dengan ke­cepatan penuh, mobilnya itu bisa digunakan dalam durasi 2 jam. Mobil berwarna jingga itu dibuat sepenuhnya di laboratorium Itenas. Komponennya pun tidak sulit karena bisa menggunakan suku cadang yang ditemukan di dalam negeri.

Dia memastikan seluruh mobil listriknya hasil karya anak bangsa. “Kan ada yang disebut mobil dalam negeri, tapi sebetulnya beli mobil dari luar, terus diubah-ubah,” kata dia.

Menurut Nevo, pihaknya menghabiskan hampir Rp2 miliar untuk pembuatan mobil listrik. Namun, dia mengakui hasil karyanya itu belum bisa dilepas ke pasar karena masih purwarupa. Meski sudah aman digunakan, menurutnya, masih perlu banyak penanganan lagi agar benar-benar maksimal. “Perlu setahun lagi agar benar-benar siap dipakai,” jelasnya.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (Emil) yang hadir saat peresmian di Kampus Itenas, Bandung, kemarin, memuji mobil Evhero. “Selain tidak mengeluarkan suara yang bising, mobil ini pun ramah lingkungan karena tidak mengeluarkan asap.
Cocok buat di Bandung. Biar udaranya makin segar,” kata Emil.
Limbah sawit Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tidak ingin ketinggalan dalam hal prestasi. Enam mahasiswa UGM yang tergabung dalam Tim Green Energy mencoba memanfaatkan limbah sawit cair untuk diolah menjadi gas hidrogen.

Menurut salah satu anggota tim, Cahaya Prautama dari fakultas pertanian, hasil riset berupa produk hidrogen itu bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar dari sumber energi terbarukan. Bahkan hidrogen bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar pembangkit listrik. “Daya bakarnya 2,75 kali lebih besar jika dibandingkan dengan minyak bumi atau hidrokarbon,” kata dia.

Ide bisnis yang dihasilkan Cahaya dan Fano Alfian bersama empat orang lainnya mendapat penghargaan dari Universitas Teuku Umar Awards (UTU Awards). Hasil riset mereka menyisihkan 511 tim dan dinobatkan sebagai juara pertama untuk kategori riset unggulan berbasis kewirausahaan. UTU Awards dilaksanakan pada 9 hingga 11 November 2017 Meulaboh, Aceh Barat, Aceh. (BY/AT/H-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya