Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KAUM perempuan perlu menjaga organ genitalia karena daerah ini sangat berkaitan dengan organ reproduksi di dalam panggul. Infeksi atau penyakit di area kewanitaan bagian luar dapat menyebar ke bagian dalam dan membawa dampak lebih serius. Salah satu penyakit itu ialah keputihan. "Keputihan ialah salah satu alasan paling banyak mengapa perempuan mendatangi dokter spesialis kandungan," ujar dokter spesialis kandungan dan kebidanan Rino Bonti Tri H Shanti pada diskusi bertajuk Pentingnya Menjaga dan Merawat Daerah Kewanitaan yang diselenggarakan produk Resik V Godokan Sirih di Jakarta, Senin (16/10).
Ia menjelaskan, dalam kondisi normal, leher rahim memang mengeluarkan cairan bening, bersih, tidak berlebihan, dan tidak menimbulkan keluhan. Keputihan yang normal itu umumnya terjadi menjelang masa subur.
"Tetapi ketika keputihan disertai rasa gatal, berbau busuk, dan kemerahan atau rasa panas dan nyeri, harus diwaspada karena merupakan pertanda infeksi vagina. Infeksi di vagina dapat berlanjut sampai ke saluran indung telur dan menyebabkan sumbatan," ujar dokter dari Rumah Sakit Hermina Jatinegara, Jakarta itu.
Infeksi vagina dapat disebabkan jamur, bakteri, atau parasit trikomoniasis. Keputihan juga bisa disebabkan infeksi menular seksual, juga karena faktor noninfeksi seperti dampak penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim dan kanker. Menurut Bonti, keputihan tidak normal, baik karena infeksi maupun noninfeksi, bermula dari kebersihan area kewanitaan yang tidak terjaga dengan baik. "Pemicu awalnya ialah kondisi organ intim yang lembap sehingga menjadi media yang baik untuk tumbuhnya jamur. Karena itu, penting untuk membersihkan area intim. Tapi jangan menggunakan sabun karena bersifat basa. Lebih baik dengan air biasa atau menggunakan cairan khusus pembersih vagina dengan pH yang sesuai," paparnya.
Bonti juga menyarankan untuk menghindari douching, yaitu menyemprotkan cairan khusus ke dalam vagina. "Vaginal douching hanya diberikan untuk infeksi berat di vagina. Itu pun tidak untuk digunakan rutin dalam jangka panjang." Irmanida Batubara dari tim Pusat Studi Biofarmaka Tropika IPB menambahkan, karena salah satu penyebab keputihan ialah infeksi bakteri, gangguan itu dapat diatasi dengan mengendalikan pertumbuhan bakteri di organ intim. "Beberapa bahan alami dapat dimanfaatkan sebagai antiseptik dan antibakteri. Salah satunya daun sirih. Secara empiris, daun sirih sudah dikenal sejak zaman dahulu sebagai cairan antiseptik dan antibakteri di organ intim."
Ia menjelaskan daun sirih memiliki sifat menghambat pertumbuhan bakteri. "Harus dibedakan dengan bakterisidal. Bakterisidal adalah kemampuan membunuh bakteri. Cairan antiseptik bakterisidal ini tidak disarankan untuk vagina karena dapat memusnahkan semua bakteri, termasuk bakteri baik. Karena di area kewanitaan secara normal juga tumbuh bakteri baik, yang harus dijaga adalah mengendalikan jumlah bakteri yang merugikan," papar Irma. (*/H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved