Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Soal MPASI, Ibu Perlu Bekal Pengetahuan Cukup

(Nik/H-2)
03/10/2017 23:16
Soal MPASI, Ibu Perlu Bekal Pengetahuan Cukup
(thinkstock)

DI tengah derasnya arus informasi, aktris Tya Ariestya, 31, sempat dibuat bingung ketika buah hatinya, Muhammad Kanaka Ratinggang, memasuki usia enam bulan, waktunya mengasup makanan padat. Saat itu banyak informasi tentang metode pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) bagi bayi. "Di internet banyak sekali dibahas cara-cara kasih makan pertama buat anak, jenis makanan yang boleh dan tidak, terus ada juga perbandingan MPASI rumahan versus buatan pabrik. Banyak sekali informasinya dan kadang berbeda-beda antara satu sumber dan sumber lainnya," ujar Tya saat hadir dalam acara bertajuk Milna 1st Bite Day Campaign 2017 yang digelar Kalbe Nutritionals di Jakarta, September lalu.

Pada akhirnya, Tya lebih banyak memadukan pengetahuan dari internet itu dengan hasil diskusinya bersama dokter, serta berbagi dengan rekan-rekannya sesama ibu baru. Ia pun hanya memilih informasi yang dia pastikan benar. "Bagi saya dan keluarga, momen-momen makan pertama Kanaka sangat penting. Sebagai orangtua, kita harus punya cukup bekal pengetahuan demi kesehatan anak. Saya bersyukur di usia 13 bulan sekarang ini Kanaka tumbuh sehat," kata Tya yang juga brand ambassador Milna 2017. Apa yang dilakukan Tya dibenarkan dokter spesialis anak Conny Tanjung. Ia menjelaskan bekal pengetahuan yang cukup perlu dimiliki para orangtua dalam mengawal tumbuh kembang anak, termasuk dalam memberikan MPASI bagi bayi.

Menurutnya, banyak pembahasan tentang MPASI yang perlu dicermati para orangtua. Misalnya, metode pemberian MPASI dengan cara baby le weaning (BLW) yang menjadi tren di sebagian kalangan ibu. Metode itu dilakukan dengan menyajikan potongan-potongan berbagai ragam makanan ke hadapan bayi, lalu membiarkan bayi memilih dan memakan makanan tersebut dengan tangannya.

Metode itu diklaim baik untuk melatih bayi mengonsumsi berbagai ragam makanan dengan rasa alaminya sehingga kelak tidak menjadi pemilih makanan (picky eater). Itu juga baik untuk melatih kemandirian si kecil dalam hal makan. "Namun, penelitian-penelitian menunjukkan bayi yang diberi makan dengan metode BLW cenderung kekurangan sejumlah zat gizi, terutama zat besi. Padahal, kecukupan zat besi sangat penting bagi bayi untuk daya tahan tubuh, juga perkembangan otak," terang Conny pada acara yang dihadiri ratusan ibu dan pasangan mereka itu.

Rumahan vs pabrikan
Isu lain yang juga kerap membingungkan para ibu baru ialah pemilihan antara MPASI buatan sendiri (rumahan) atau buatan pabrik (pabrikan). Menurut Conny, keduanya tidak perlu dipertentangkan. Sebaliknya, keduanya bisa saling melengkapi dan bisa menjadi pilihan variasi pemberian makan bagi bayi. "Kalau MPASI rumahan, ibu yang membuatnya sendiri sehingga ibu yakin dengan apa yang dikonsumsi anaknya. Yang harus diingat, dalam membuat MPASI, ibu harus memastikan kandungannya mencukupi seluruh kebutuhan gizi si kecil."

MPASI pabrikan, sambung Conny, terbilang lebih praktis. Soal mutu, ia memastikan MPASI pabrikan telah melalui standar yang ketat dalam hal kelengkapan gizi dan keamanannya. "Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan) memiliki standar yang tinggi untuk meloloskan produk MPASI agar bisa dipasarkan mengingat ini merupakan produk makanan bagi bayi."

Pada kesempatan sama, Brand Manager of Milna, Cristofer Samuel Lesmana, mengatakan pihaknya menjadikan Milna 1st Bite Day Campaign sebagai kegiatan tahunan untuk meningkatkan pengetahuan para orangtua tentang pemberian MPASI. "Ini juga untuk mengingatkan para orangtua bahwa momen makan pertama si kecil sangat penting sebab kecukupan nutrisi menjadi salah satu pilar utama pendukung tumbuh kembang anak."

Ia menambahkan, sejalan dengan usia Milna yang tahun ini menginjak 30 tahun, pihaknya terus berkomitmen dalam memberikan edukasi pada para ibu, juga dalam inovasi produk. "Tahun ini kami meluncurkan Milna bubur bayi organik varian pisang untuk memberi pilihan MPASI yang lebih variatif bagi para ibu," pungkasnya. (Nik/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya