Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
SEPASANG giant panda asal Tingkok berjenis Ailuropoda Melanoleuca bernama Cai Tao dan Hu Cun terlah tiba di Indonesia, Kamis (28/9) pagi.
Kedua giant panda berusia tujuh tahu tersebut akan segera siap tampil di hadapan masyarakat setelah selesai menjalani masa karantina selama sebulan ke depan. Mereka menjadi penghuni baru Taman Safari Indonesia (TSI) di Cisarua, Bogor, Jawa Barat.
Cai Tao, merupakan giant panda jantan dengan bobot 128 kg dan Hu Chun merupakan giant panda betina dengan berbobot 113 kg. Cai Tao lahir pada 4 Agustus 2010 dan Hu Chun lahir pada 8 September 2010.
"Panda ini sudah beranjak remaja. Karena usia tertua panda 32 tahun. Keduanya sedang pacaran. Kita harap dalam satu tahun ke depan keduanya bisa menikah dan punya anak," ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, dalam jumpa pers penyambutan giant panda, di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (28/9).
Siti mengatakan, kedua panda datang dalam rangka kerja sama bilateral berupa breeding loan atau pengembangbiakan di luar habitat asli yang sudah dirintis sejak 2008 dan baru pada 1 Agustus 2016 terjadi penandatanganan MoU antardua negara.
Ketatnya syarat kerja sama dan jaminan berbagai kebutuhan dengan standar yang tepat menjadi alasan lamanya waktu tercapainya kesepakatan dan persiapan habitat di Indonesia.
“Karena ini merupakan binatang yang sangat diperhatikan di Tiongkok, jadi tentu bukan sesuatu yang mudah dan bisa sebentar untuk persiapannya sebelum akhirnya mencapai kesepakatan dan dilakukan kerja samanya,” ujar Siti.
Kerja sama pengembangbiakan akan dilakukan selama 10 tahun ke depan sebelum akhirnya mereka pulang ke Tiongkok. Sementara anak hasil pengembangbiakan akan diizinkan tinggal hingga 2 tahun pasca kelahiran.
Selama berada di Indonesia, selain akan menjadi daya tarik wisata, kedua giant panda juga akan menjadi media pembelajaran Indonesia untuk mendalami ilmu dan teknologi pengembangbiakan satwa.
Sampai saat ini, tercatat 15 negara telah menjalin kerjasama konservasi Giant Panda dengan negara Tiongkok, yaitu Thailand, Singapura, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, Australia, Jerman, Austria, Spanyol, Inggris, Belgia, Perancis, Belanda, Amerika Serikat, dan Kanada. Dengan demikian Indonesia menjadi negara ke-16 yang mendapat breeding loan tersebut.
Panda merupakan satwa yang masuk kategori Appendiks I CITES dan sekaligus satwa endemik Tiongkok. Data terakhir pemerintah Tiongkok di semester pertama 2017, diketahui jumlah panda di alam liar sebanyak 1.800 ekor.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor. P. 83/Menhut-II/2014, tentang Peminjaman Satwa Liar melindungi ke Luar Negeri untuk Kepentingan Pengembangbiakan, kegiatan breeding loan harus berada di bawah pengelolaan LK (Lembaga Konservasi). PT TSI dalam hal ini menjadi yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menjadi tuan rumah dan merawat giant panda tersebut.
Sebelumnya, upaya pengembangbiakan juga telah dilakukan PT TSI, di antaranya komodo, badak sumatra, dan gajah sumatra.
“Kami mempercayakan TSI untuk merawat, meski begitu pengawasan dan pengecekan kondisi juga akan berkala dilakukan pemerintah, dalam hal ini BKSDA Jabar. Karena kalau sudah ada kerja sama dan izin tentu harus kami lakukan pengawasan,” ujar Siti.
Fasilitas giant panda di Taman Safari Indonesia Bogor dinamai Rumah Panda Indonesia. Terletak di ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut, rumah kedua panda tersebut dibuat meniru habitat alami panda raksasa di Tiongkok. Dengan pegunungan yang selalu diselimuti kabut, daerah hutan hijau lebat, serta suhu harian yang berkisar antara 15 hingga 24 derajat Celcius.
Dengan luas mencapai 1.300 meter persegi, rumah yang mulai dibangun sejak 2014 tersebut juga dilengkapi dengan area khusus untuk pendidikan dan program penjangkauan, perawatan kesehatan hewan dan penelitian medis, serta persiapan makanan dan pengolahan bambu.
“Jadi nanti selama sebulan akan menjalani masa karantina seperti selayaknya binatang yang masuk dari luar negeri. Kami akan melakukan pemriksaan setiap 3 hari sekali untuk melihat kondisinya,” ujar Ketua Kantor Karantina Hewan, Bandara Soekarno-Hatta, Mulyanto.
Dikatakan Mulyanto, selama sebulan tersebut, akan dilihat bagaimana kondisi kedua panda. Bila dirasa telah cukup sehat dan dapat beradaptasi dengan baik, mereka akan dapat ditampilkan pada masyarakat dan mulai dilakukan proses upaya pengembangbiakan.
Sebaliknya bila dalam sebulan ke depan keduanya terlihat belum dalam kondisi baik, karantina masih akan terus dilakukan sampai waktu yang tidak ditentukan. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved