Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
SUASANA Arafah akan melahirkan cara beragama yang tidak berisi aneka fragmen hidup.
"Kita hendaknya dapat bermuhasabah untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan, menyadari tanggungjawab kemanusiaan kita, menghormati antarsesama, menjaga harmoni dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan senantiasa menyadari hak dan kewajibannya, baik sebagai pemimpin maupun rakyat biasa. Revolusi mental untuk meneguhkan komitmen kebajikan antarsesama. Tanpa caci maki dan saling hina," kata Sekretaris Amirul Hajj Abdul Djamil saat menyampaikan khotbah wukuf di Masjid Misi Haji Indonesia di Padang Arafah, Kamis (31/8).
Khotbah disampaikan sebelum salat zhuhur. Hal sama juga dilakukan oleh maktab-maktab jemaah Indonesia lainnya. Setiap maktab juga menghadirkan khutbah wukuf.
Tema khotbah wukuf tahun ini adalah Nilai-Nilai Kemanusiaan Ibadah Haji Untuk Meningkatkan Kualitas Keagamaan Serta Tanggung Jawab Sosial.
Dalam khotbahnya, Abdul Djamil menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia secara sosiologis menjadi berbangsa dan bersuku-suku untuk tujuan saling mengenal satu dengan sesamanya. Bukan untuk saling membunuh, apalagi untuk saling konflik satu dengan lainnya. Termasuk bukan untuk saling menghujat satu dengan lainnya.
Entitas manusia sesungguhnya dan nilai-nilai perdamaian dalam Islam itu telah dijelaskan dalam Al Quran surah Al-Hujurat ayat 13.
"Ini semua dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW saat menata kehidupan bersifat konsolidasi internal pada periode Mekkah, hingga saat membuat negara Madinah yang bersinggungan dengan kelompok lain berbeda agama."
Pemahaman terhadap esensi nilai-nilai ibadah haji di balik yang tersurat, akan menambah kualitas diri. Khususnya setelah melaksanakan ibadah dan pulang ke Tanah Air.
Menurutnya hari Arafah merupakan wahana training spiritual bagi umat Islam, yang seharusnya berdampak pada peningkatan kualitas diri setelah selesai dan pulang ke Tanah Air.
Terlebih lagi saat pulang ke Tanah Air akan terlihat tanda-tanda kemabruran seseorang yang menunaikan ibadah haji. Ia mengatakan, haji mabrur dapat dicapai jika pulang dalam keadaan zuhud terhadap dunia dan mencintai akhirat sebagaimana dikatakan ulama sufi abad 8, Hasan Basri.
Tanda-tandanya ialah meninggalkan perbuatan buruk yang dilakukan sebelum haji. Ketika Eropa bersuara lantang karena telah melahirkan masa pencerahan ketika manusia dianggap telah menemukan jati dirinya sebagai manusia dengan pemikiran kemanusiaan.
Ketika acapkali Barat dianggap yang paling berjaya dalam urusan konsep kemanusiaan, ajaran tentang haji yang direfleksikan dalam puncak ibadah di Arafah ini telah memancangkan tonggak bagi kemanusiaan.
"Saat nabi khutbah wada' yang begitu menyentuh nilai-nilai kedamaian, menghargai sesama dan menumbuh kembangkan spirit kebersamaan. Kata-kata nabi begitu menyentuh nilai-nilai kemanusiaan, mengapresiasi persaudaraan dan perlindungan terhadap hak-hak orang lain," ujarnya.
Saat umat Islam berada di Arafah hanya bisa bersimpuh dan mengenakan pakaian ihram. Selembar kain putih tanpa dijahit yang melilit di tubuh seperti membungkus mayat.
"Tidak ada atribut, pangkat dan kedudukan serta status sosial. Prinsip persamaan derajat dan kedudukan inilah yang tercermin dalam ibadah haji. Kita diajarkan untuk tidak saling mementingkan ego masing-masing dan sebaliknya pedulilah kepada urusan banyak orang."
Umat Islam harus membiasakan diri untuk berbagi, menolong orang yang lemah, dan menunjukkan jalan bagi mereka yang tersesat.
Selain itu umat manusia harus dibiasakan untuk meningkatkan ketundukan pada kehendak Allah, menekan ego masing-masing.
"Dan membiasakan diri untuk hidup apa adanya. Bukan hidup apa-apa ada dari sumber yang tidak jelas asal-usulnya," tambahnya.
Untuk itulah umat Islam haruslah banyak berzikir mengingat Allah, agar hati tenang, damai, dan khyusu.
"Itulah sesungguhnya puncak kebahagiaan sejati manusia taktala begitu dekat dengan Allah. Selain itu banyaklah istighfar memohon ampun kepada Allah dari segala khilaf dan dosa yang telah dilakukan selama ini."
Pelaksanaan wukuf dimulai dari pukul 11.00 waktu arab saudi, yang diisi dengan sambutan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegegreil, dan Menag Lukman Hakim Saifuddin. Usai salat dzuhur dilaksanakan wukuf dengan berdiam diri di dalam tenda. Para jemaah bermunajat, berdzikir dan memohon ampunan kepada Allah Swt. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved