Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
SIAPA yang masih beranggapan keterbatasan fisik menjadi penghalang melakukan kegiatan sehari-hari? Keterbatasan bukan suatu alasan seseorang untuk tetap berkreasi dan berkarya. Dengan segala kemampuan dan semangat yang dimiliki, mereka terus bekerja, berkarya, dan membuktikan mereka mampu bersaing di tengah keterbatasan. Because we're worth it! Itulah yang akan dibahas dalam Big Circle episode 19 yang akan tayang di Metro TV pada Minggu (6/8) pukul 19.30 WIB.
Dalam episode ini, beberapa narasumber yang merangkul kaum penyandang disabilitas yang tetap berkarya di tengah keterbatasan diundang dalam Big Circle. Mereka ialah Ratnawati Sutejo dari Perious One dan Tety Sianipar dari Kerjabilitas.
Tidak lupa dalam segmen terakhir yang akan menjadi tradisi ialah bahasan inovasi aplikasi. Kali ini masih berhubungan langsung dengan segmen sebelumnya, yakni membahas aplikasi Cakra. Itu sebuah aplikasi untuk terapi autisme dan tunanetra.
Seperti biasa host Andy F Noya bersama dengan Amanda Zevannya akan berdiskusi bersama dengan narasumber dan didampingi dua mentor. Mentor yang hadir kali ini ialah Arto Soebiantoro, brand consultant, dan Veronica Colondam yang merupakan sociopreneur. Mereka akan memberikan insight pada narasumber.
Bahasan yang pertama ialah Precious One yang didirikan Ratnawati Sutejo, 43. Precious One yang berada di Jalan Berlian Selatan Blok D 1 A/8 Taman Meruya Ilir, Jakarta Barat, itu merupakan rumah inspirasi untuk melatih tunarungu agar mandiri dan bisa menghasilkan karya kerajinan tangan.
Bermula dari awal 2001, lulusan S-1 akuntansi Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) itu mengalami sakit hepatitis A dan harus istirahat selama dua bulan. Ia tidak melakukan pekerjaan apa pun karena kondisi Ratna lemas waktu itu.
Tebersit di pikiran Ratna waktu itu, ia merasa tidak berharga dalam hidup karena memiliki anggota tubuh lengkap, tapi tiba-tiba tidak bisa melakukan pekerjaan apa pun. Saat merenungkan kondisinya waktu itu, tiba-tiba Ratna teringat akan orang-orang yang memiliki kondisi fisik tidak sempurna (disabilitas).
Mereka dengan kondisi fisik disabilitas pasti merasa hidup yang tidak berharga dan tidak berarti juga seperti yang Ratna rasakan waktu itu. Akhirnya ia berjanji jika telah sembuh, ia ingin mengenal dunia disabilitas.
Pengetahuan Ratna yang telah menerima penghargaan Perempuan Inspiratif Nova 2012 akan dunia disabilitas saat itu nol karena tidak pernah bersentuhan dengan dunia disabilitas sebelumnya. Barulah setelah mendirikan Precious One pada 2004, ia banyak mendalami dan belajar seluk-beluk dan apa yang bisa dilakukan disabilitas.
Saat ini Precious One memberdayakan 19 tunarungu dan 19 pengidap down syndrome yang diberdayakan. Mereka membuat kerajinan tangan kemudian dijual melalui pameran-pameran. Precious One juga menjual karyanya dengan harga bervariasi mulai Rp10 ribu hingga jutaan untuk boneka kertas. Selain berjualan langsung, mereka berjualan di e-commerce seperti Tokopedia dan Elevania.
Precious One didukung berbagai instansi seperti perusahaan Air Asia dan Eka Hospital yang membeli produk-produk Precious One sebagai suvenir. (H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved