Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Kemendikbud Siapkan Diri Lebih Optimal di IPhO Tahun Depan

Syarief Oebaidillah
24/7/2017 20:12
Kemendikbud Siapkan Diri Lebih Optimal di IPhO Tahun Depan
(Ist)

TIM Olimpiade Fisika Internasional Indonesia meraih dua medali emas dan tiga medali perak dalam ajang International Physics Olympiad (IPhO) 2017 yang dihelat di Yogyakarta, pekan lalu.

Medali emas masing-masing diraih Ferris Prima Nugraha dan Gerry Windiarto Mohamad Dunda, adapun medali perak diraih oleh Bonfilio Nainggolan, Faizal Husni, dan Fikri Makarim Sosrianto.

Direktur Jenderal Pendidikan Menengah dan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hamid Muhammad, mengatakan, kompetisi tersebut memberikan manfaat yang sangat besar untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Kompetisi ini mampu memberikan inspirasi kepada 53 juta siswa di Indonesia, bahkan di dunia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang fisika," ujarnya di Jakarta, Senin (24/7).

Hamid menambahkan pihaknya memang awalnya menargetkan para peserta dari Indonesia meraih minimal lima medali emas pada kompetisi tersebut.

"Target realistisnya minimal sama dengan tahun lalu atau bisa lebih baik. Target realistis sebenarnya sudah tercapai dengan dua emas dan tiga perak," tambahnya.

Untuk IPhO tahun depan, kata Hamid, pihaknya pun akan mempersiapkan diri lebih optimal.

Panitia IPhO 2017, yang juga Kasubdit Peserta Didik Direktorat Pembinaan SMA Kemendikbud, Suharlan, menyatakan hasil yang diperoleh perwakilan Indonesia pada tahun ini masih lebih baik jika dibandingkan dengan tahun lalu saat IPhO digelar di Swiss, yang hanya meraih satu emas dan empat perak.

Menurut dia, IPHo di Yogyakarta merupakan ajang sangat bergengsi karena diikuti 86 negara. Pertarungan negara-negara peserta sangat sengit dengan soal-soal teori dan eksperimen yang begitu menantang.

Dikatakan pula, penyelenggaraan IphO di Indonesia diakui cukup bagus termasuk agenda wisata edukasinya. Bahkan, peserta dibawa ke areal persawahan untuk bercocok tanam.

"Mereka (peserta dari luar negeri) merasa senang, enjoy karena di negaranya tidak ada sawah untuk tanam padi," cetusnya.

Suharlan pun berharap untuk tahun depan Ipho di Portugal pihaknya akan berupaya untuk meningkatkan lagi performa tim Indonesia. (OL-2)dan tiga medali perak dalam ajang International Physics Olympiad (IPhO) 2017 yang dihelat di Yogyakarta, pekan lalu.

Medali emas masing-masing diraih Ferris Prima Nugraha dan Gerry Windiarto Mohamad Dunda, adapun medali perak diraih oleh Bonfilio Nainggolan, Faizal Husni, dan Fikri Makarim Sosrianto.

Direktur Jenderal Pendidikan Menengah dan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hamid Muhammad, mengatakan, kompetisi tersebut memberikan manfaat yang sangat besar untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Kompetisi ini mampu memberikan inspirasi kepada 53 juta siswa di Indonesia, bahkan di dunia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang fisika," ujarnya di Jakarta, Senin (24/7).

Hamid menambahkan pihaknya memang awalnya menargetkan para peserta dari Indonesia meraih minimal lima medali emas pada kompetisi tersebut.

"Target realistisnya minimal sama dengan tahun lalu atau bisa lebih baik. Target realistis sebenarnya sudah tercapai dengan dua emas dan tiga perak," tambahnya.

Untuk IPhO tahun depan, kata Hamid, pihaknya pun akan mempersiapkan diri lebih optimal.

Panitia IPhO 2017, yang juga Kasubdit Peserta Didik Direktorat Pembinaan SMA Kemendikbud, Suharlan, menyatakan hasil yang diperoleh perwakilan Indonesia pada tahun ini masih lebih baik jika dibandingkan dengan tahun lalu saat IPhO digelar di Swiss, yang hanya meraih satu emas dan empat perak.

Menurut dia, IPHo di Yogyakarta merupakan ajang sangat bergengsi karena diikuti 86 negara. Pertarungan negara-negara peserta sangat sengit dengan soal-soal teori dan eksperimen yang begitu menantang.

Dikatakan pula, penyelenggaraan IphO di Indonesia diakui cukup bagus termasuk agenda wisata edukasinya. Bahkan, peserta dibawa ke areal persawahan untuk bercocok tanam.

"Mereka (peserta dari luar negeri) merasa senang, enjoy karena di negaranya tidak ada sawah untuk tanam padi," cetusnya.

Suharlan pun berharap untuk tahun depan Ipho di Portugal pihaknya akan berupaya untuk meningkatkan lagi performa tim Indonesia. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya