Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

KPAI Larang Pemudik Berkendara Sepeda Motor Bawa Anak

Antara
21/6/2017 10:27
KPAI Larang Pemudik Berkendara Sepeda Motor Bawa Anak
(Pemudik motor membawa serta anak saat melintasi jalur Pantura Jatibarang, Indramayu, Jabar. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta pemudik yang menggunakan motor tidak membawa anak karena sangat membahayakan jiwa anak. -- MI/Susanto)

WAKIL Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto berharap tidak ada pemudik bersepeda motor yang membawa anak-anaknya karena dapat membahayakan keselamatan anak.

"Bila mudik menggunakan sepedea motor, sebaiknya tidak membawa anak. Bila menggunakan angkutan umum, upayakan anak tidak ikut berdesak-desakan," kata Susanto di Jakarta, Rabu (21/6).

Bila orang tua mengajak anaknya mudik menggunakan mobil pribadi, Susanto meminta orang tua agar mengendarai mobil sewajarnya, tidak kebut-kebutan. "Pastikan kendaraan dalam kondisi baik seperti mesin, oli mesin, ban cadangan dan lainnya," ujarnya.

Untuk mengisi waktu luang di sepanjang perjalanan, orang tua dapat membacakan buku cerita yang menarik dan memiliki nilai edukasi bagi anak. Membacakan cerita yang menarik dan memiliki nilai edukasi untuk mencegah anak merasa bosan di perjalanan, apalagi saat kondisi lalu lintas sedang macet.

"Bila kondisi anak sakit, jangan paksakan terus melanjutkan perjalanan. Segera berobat di klinik terdekat atau layanan kesehatan lainnya," tuturnya. Susanto mengatakan masyarakat Indonesia memiliki tradisi mudik menjelang hari raya Idul Fitri. Mudik telah menjadi tradisi turun- temurun dan dilestarikan sekian lama oleh masyarakat Indonesia.

Meskipun tidak hanya berlaku dalam kehidupan masyarakat Muslim atau menjelang hari raya saja, mudik telah menjadi fenomena yang bersejarah bagi masyarakat Indonesia. Semangat bersilaturahim dengan orang-orang terdekat menjadi harapan dan dambaan banyak orang Indonesia, termasuk anak-anak.

"Begitu banyak anak Indonesia senang menjelang mudik ke kampung halaman orangtuanya. Itu bukti bahwa mereka tidak melupakan akar kulturalnya," katanya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya