Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
SELAMA menjalankan ibadah puasa, masalah bau mulut atau halitosis sering kali menimbulkan rasa tidak nyaman dan bisa menjadi hambatan. Oleh karena itu, terus menjaga kesehatan mulut selama puasa merupakan kunci untuk mencegah bau mulut.
Bau mulut saat puasa, meurut drg Felicia Melati, SpKGA dari Bamed Health Care disebabkan karena rongga mulut dalam keadaan lebih kering daripada biasanya. Selain itu juga tidak ada makanan yang dikunyah. Sehingga tidak ada stimulus yang merangsang produksi saliva atau air liur. “Saliva berfungsi membersihkan mulut. Akibat berkurangnya saliva ditambah adanya sisa makanan dalam mulut membuat bakteri berkembang biak, terutama jika kondisi kesehatan mulut buruk,” paparnya dalam seminar kesehatan di Jakarta, pekan lalu.
Mengenai penyebab dari halitosis, menurut Mela, panggilan Felicia, ialah karena sebagian besar kasus halitosis muncul karena adanya masalah di dalam mulut seperti kebersihan mulut (oral hygiene) yang buruk.
Menurut dia, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi halitosis selama puasa. Paling utama yakni menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi dan lidah dengan benar dan teratur setidaknya 2 kali sehari, saat sahur dan sebelum tidur di malam hari.
“Berkumur dengan benar saat berwudhu dapat mengatasi kondisi mulut yang cenderung kering sehingga hal tersebut membantu menurunkan risiko halitosis. Memperbanyak konsumsi sayur dan buah serta minum air putih yang banyak saat sahur dan berbuka juga bisa membuat tubuh tidak dehidrasi saat berpuasa,” katanya.
Selain buruknya kebersihan mulut, halitosis juga bisa disebabkan karies, karang gigi dan penyakit periodontal. Oleh karena itu, Mela menganjurkan sebelum memasuki Ramadan sebaiknya masyarakat ke dokter gigi untuk pemeriksaan untuk menurunkan risiko halitosis.
Halitosis biasanya muncul karena adanya masalah di dalam mulut itu sendiri. Dengan pasien datang ke dokter gigi, mulut akan diperiksa secara menyeluruh dan hal yang dapat memicu halitosis dapat segera ditangani.
“Hal-hal yang dapat dilakukan sebelum puasa untuk menghindari halitosis di antaranya scaling untuk membersihkan dan menghilangkan karang gigi, penambalan ataupun perawatan saraf gigi untuk mengatasi karies atau gigi berlubang, pencabutan atau ekstraksi untuk gigi berlubang yang sudah tidak memungkinkan dilakukan perawatan,” lanjutnya.
Selain itu dengan berkunjung ke dokter gigi, pasien akan diajarkan teknik menyikat yang benar. Mereka juga diedukasi untuk mendapatkan oral hygiene yang tepat. “Karena lidah mempunyai lekukan. Pada orang-orang yang lekukan lidahnya dalam, akan terbentuk biofilm atau lapisan berwana putih dan kuning yang disebabkan karena bakteri dari sisa makanan. Itu juga dapat memperbesar risiko bau mulut.” (Ind/H-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved