Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
PAGI itu saya terbangun karena bunyi notifikasi ponsel yang tidak berhenti. Mereka semua mengucapkan ulang tahun kepada saya. Ucapan mereka pun beragam, ada yang custom sengaja mikir, ada yang copy paste dari ucapan teman lainnya, ada yang panjang, dan ada juga yang pendek. Happy birthday, wish you all the best. Itu sudah pendek. Ini pakai disingkat lagi, HBD WYATB. Ya enggak apa-apa juga sih, yang penting niatnya.
Ya pagi itu, Jumat, 26 Mei 2017, sehari sebelum puasa saya genap berusia 40. Ini adalah usia yang spesial, saking spesialnya bahkan sampai ada di dalam Alquran. Dalam QS Al-Ahqaf 15 Allah berfirman, “… sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, ia berdoa, ‘Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada orangtuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai...’.”
Menurut para pakar tafsir, usia 40 tahun disebut tersendiri pada ayat itu karena pada usia inilah manusia mencapai puncak kehidupannya baik dari segi fisik, intelektual, emosional, karya, maupun spiritualnya. Apa yang dialami pada usia ini sifatnya stabil, mapan, dan kukuh. Jadi jika kita sampai di usia 40 pada sifat dan kebiasaan tertentu, biasanya itu akan tetap hingga kematian tiba, begitu kata sebagian kisah. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika Rasulullah SAW diutus menjadi nabi tepat pada usia 40 tahun.
Tentu karena Allah SWT pun menganggap karena usia 40 adalah usia yang paling tepat untuk seseorang menjalani ‘kehidupan baru’.
Jujur ada rasa takut di diri saya di usia 40 ini, apalagi setelah membaca hadis Rasulullah, “Bila seseorang mencapai usia 40 tahun, lalu kebaikannya tidak mengatasi kejelekannya, setan mencium di antara kedua matanya dan berkata, ‘Inilah manusia yang tidak beruntung’.” Lemas saya bacanya. Akan tetapi, ada rasa optimistis muncul setelah membaca hadis berikutnya, “Seorang hamba muslim apabila usianya mencapai 40 tahun, Allah akan meringankan hisabnya (perhitungan amalnya).”
Usia 40 tahun adalah usia ketika manusia benar-benar meninggalkan masa mudanya dan beralih kepada masa dewasa sempurna. Kenyataan yang paling menarik pada usia 40 tahun ini ialah meningkatnya minat seseorang terhadap agamanya. Alhamdulillah tanpa bermaksud ria, saya sudah merasakan hal ini dan semoga akan terus bertahan.
Seperti biasa menjelang ulang tahun saya sering menjadi mellow karena sadar bahwa hakikat ulang tahun sebenarnya bukan bertambah usia, melainkan semakin berkurangnya usia. Itu yang membuat saya tidak pernah merayakan ulang tahun. Itu juga yang membuat saya mengambil cuti kerja karena ingin menginjak usia 40 tahun tidak di tempat kerja, tapi berada di tengah manusia-manusia terkasih, di rumah orangtua, di Bandung. Kami berkumpul di rumah, bapak memimpin doa bersama, anak saya tiup lilin dan saya mendapat banyak pelukan dan sun hangat dari orangtua, istri, anak, adik, dan keponakan. Itu saja sudah cukup membuat saya bahagia.
Ketika yang penghuni rumah sudah tidur, saya mulai menulis. Seperti biasa lampu digelapkan dan cahaya hanya berasal dari layar komputer. Menjelang pergantian hari bapak menghampiri saya. Beliau duduk di samping membaca doa lalu memeluk dan mencium kening saya. Dalam kesunyian ini terasa sangat menyentuh, air mata pun meleleh. Semoga saya menjadi manusia yang lebih baik di usia 40 ini dan itu akan saya mulai tepat di hari berikutnya, puasa hari pertama. (H-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved