Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

Muhammadiyah Awali Puasa 27 Mei

(Bay/H-3)
24/5/2017 02:30
Muhammadiyah Awali Puasa 27 Mei
(MI/ARDI)

PIMPINAN Pusat Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa Ramadan 1438 H jatuh pada Sabtu (27/5). Keputusan tersebut ditetapkan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal. Hal itu diungkapkan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Majelis Tarjih, Prof Yunahar Ilyas, saat ­dihubungi Media Indonesia, Selasa (23/5).

“Berdasarkan hasil hisab yang telah dilakukan, Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1438 H jatuh hari Sabtu, 27 Mei 2017,” kata Yunahar. Selain itu, Muhammadiyah telah menetapkan Idul Fitri tahun ini jatuh pada Minggu, 25 Juni 2017. Yunahar mengemukakan hal tersebut berdasarkan Maklumat PP Muhammadiyah Nomor: 01/MLM/I.0/E/2017 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1438 H. Maklumat itu ditandatangani Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekretaris Umum Abdul Mu’ti.

“Kepada umat Islam, mari kita tingkatkan kualitas iman dan ketakwaan kita dengan menjalankan puasa Ramadan dan ibadah lainnya seperti salat Tarawih, membaca Alquran, dan bersedekah,” imbau Yunahar. Bagi yang tidak berpuasa, dia meminta agar dapat menghormati orang yang sedang berpuasa dengan tidak makan dan minum secara mencolok di tempat umum.

Sata dihubungi secara terpisah, Ke­tua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) M Sulton Fatoni mengungkapkan ada harapan puasa tahun ini dimulai secara bersamaan oleh seluruh umat Islam di Tanah Air, yakni pada 27 Mei. Hal tersebut, kata Sulton, berdasarkan prediksi tim astronomi PBNU atau tim Lajnah Falakiyah PBNU bahwa awal Ramadan diperkirakan jatuh pada 27 Mei 2017.

“Langkah selanjutnya, PBNU akan melakukan ru’yatul hilal bil fi’li atau melihat matahari secara langsung dengan mata di akhir bulan Syaban. Tujuannya, untuk memastikan awal bulan Ramadan,” terangnya. Dia berharap Ramadan dapat menjadi momentum untuk mengukuhkan sikap toleransi dan saling menghormati antarumat beragama. “Bagi umat Islam, bulan Ramadan harus dimaksimalkan untuk memperbaiki rohani agar setelah Ramadan terjadi perubahan kualitas hidup menjadi lebih baik,” pungkasnya. (Bay/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya