Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
DEKADE 2001-2010 merupakan masa ketidakstabilan iklim terburuk yang pernah terjadi di dunia. Pada dekade itu sejumlah peristiwa iklim dan cuaca ekstrem terjadi sehingga memberi dampak unik pula pada bumi.
Menurut profesor Postdam Institute, Stefan Rahmstorf, beberapa peristiwa itu antara lain berupa gelombang suhu panas yang terjadi di sejumlah negara Eropa, antara lain di Rusia. Selain itu, terjadi di India.
Peristiwa lainnya, badai Katrina di Amerika Serikat, badai tropis Nargis di Myanmar, kekeringan di Amazon, Australia, dan Afrika Timur, serta banjir bandang di Jerman pada 2003 dan di Pakistan pada 2010.
"Suhu paling tinggi terjadi saat musim panas di dekade ini, yakni pada 2010. Selanjutnya pada musim panas 2003, 2002, 2006, dan 2007. Bahkan wilayah selatan Spanyol sempat diprediksi bakal menjadi gurun pasir dalam 10 dekade, yaitu pada 2100," kata Rahmstorf, seperti dilaporkan wartawan Media Indonesia Denny Parsaulian Sinaga dalam acara Summer School of Climate Change yang digelar Ecologic Institute dan Germany Foreign Affairs di Berlin, Jerman.
Ia juga menemukan terjadinya curah hujan tinggi. Peningkatan terjadi hingga dua kali lipat sehingga salah satu efeknya ialah banjir di Pakistan pada 2010. "Peristiwa-peristiwa tersebut terjadi karena ada perubahan massa es yang cepat di Greenland dan Antartika. Akibatnya air laut naik 20 sentimeter (cm) per tahun," kata Rahmstony.
Menurutnya, peningkatan air laut pada dekade itu merupakan hal yang tidak lazim. Sebab, pada dekade sebelumnya peningkatannya hanya 3 mm per tahun.
Sementara itu, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menyatakan peningkatan konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) pada atmosfer merupakan salah satu penyebab ketidakstabilan iklim pada dekade 2001-2010. Jumlah CO2 di atmosfer meningkat menjadi 389 ppm pada 2010.
"Penelitian menyebutkan, akibatnya, pemanasan global sejak 1971-2010 naik signifikan. Peningkatan paling ekstrem terjadi pada dekade 1991-2000 dan 2001-2010," ujar Sekjen WMO Michel Jarraud. (H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved