Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Alternatif Film bagi Masyarakat

THALATIE K YANI [email protected]
02/4/2017 03:28
Alternatif Film bagi Masyarakat
(DOK. YOUTUBE)

PERUBAHAN teknologi saat ini ternyata memengaruhi perubahan gaya hidup masyarakat dalam menikmati hiburan. Bila masyarakat dulu menikmati hiburan fi lm melalui televisi atau ke bioskop, kini ribuan fi lm bisa dipilih dan dinikmati melalui gawai. “Dulu fi lm itu penikmatnya komunal, kalau sekarang individual. Kalau enggak pandai baca pasar ya bakal ketinggalan,” ujar Dennis Adhiswara atau yang lebih dikenal sebagai Mamet dalam Ada Apa dengan Cinta kepada Media Indonesia saat ditemui di lokasi syuting salah satu web series-nya, Jawara Indonesia di Depok, Minggu (26/3). Perubahan itu juga memunculkan beragam web series atau tontonan berbasis internet. Fenomena web series muncul setelah aksi mogok tulis atau Writers Strike oleh para penulis naskah televisi Amerika Serikat pada 2008. Media daring lalu dipilih sebagai pelarian.

“Tayangan hiburan melalui internet merupakan hiburan alternatif, bahkan kini mainstream setelah televisi banyak dikepung oleh sinetron yang isinya didominasi dengan adegan saling memaki dan marah-marah. Dengan web series kami ingin menyajikan tontonan yang menyenangkan,” ujarnya. Ternyata banyak keuntungan bagi penikmatnya. Mulai dari tema yang beragam, waktu tonton yang tak begitu panjang, hingga harga yang murah. Penikmatnya juga cukup menggunakan gawai dan sinyal internet bisa mengakses konten web series yang diinginkan. Sayangnya, masih ada yang mempertanyakan lingkup web series. Pasalnya, ada sejumlah konten seperti tutorial, film, talkshow, hingga video blog (vlog) masuk ke rentetan konten web series. Yang membedakan web series dengan konten lainnya hanya waktu tayang atau waktu unggah.

Konten-konten yang masuk kategori web series akan memiliki waktu tayang yang tetap, misalnya seminggu sekali atau dua minggu sekali. “Panjang atau pendek durasi itu bebas gimana kreasi pembuatnya begitupun dengan isi kontennya yang penting jam tayangnya tetap dan memiliki benang merah,” tambah Dennis. Di Indonesia, web series mulai booming 2012 saat Dennis, Bonni Rambatan, dan Camelia Jonathan mendirikan komunitas web series Indonesia beranggotakan 453 orang kala itu. Salah satu konten yang sempat mengambil hati netizen ialah Jalan-Jalan Men (2012) dan Malam Minggu Miko (2013). Empat tahun berselang dunia web series Indonesia kembali dihebohkan dengan munculnya Sore-Istri dari Masa Depan yang diperankan Dion Wiyoko Jonathan) dan Tika Bravani (Sore). Web series ini mengajak netizen untuk hidup sehat dengan kemasan drama komedi romantis.

Promosi
Ternyata tidak hanya menghibur dan informatif, kini konten web series juga menjadi sarana promosi perusahaan untuk menjual produk atau jasa. Seperti web series besutan Yandi Laurens berjudul Sore-Istri dari Masa Depan sukses menjadi konten promosi perusahaan Tropicana Slim. Web series ini telah ditonton lebih dari 600 ribu kali di kanal Youtube. “Gue suka banget soalnya ceritanya bagus dan seru, konten promosinya juga gak berlebihan,” kata Grace Olivia (22), seorang mahasiswi penggemar web series. Uniknya serial ini mulanya merupakan proyek independen dari sang sutradara. Setelah proses syuting beres, ternyata pihak pemanis itu baru mengetahui dan suka dengan ide cerita yang ditawarkan. Oleh karena itu, produk mereka baru diselipkan pada episode kesembilan yang sekaligus merupakan episode spesial.

Sebenarnya fenomena web series yang dijadikan sebagai konten promosi bukan hal yang baru di Indonesia. Maret 2015, Molto pernah melakukan hal serupa melalui Impression of Your Fragrance. Total sebanyak lima episode besutan Didi Mulyadi dapat ditayangkan, yakni satu episode berdurasi 1 hingga 2 menit saja. Walaupun singkat, web series bertema romantisme yang dibintangi aktor laga fi lm The Raid, Joe Taslim, tersebut sudah ditonton lebih dari 1 juta kali per episodenya. Menurut pengamat film Marselli Sumarno, 60, produsen barang memang selalu tergoda untuk menyelipkan iklan atau produknya ke sarana-sarana yang jelas akan dilihat banyak orang.

“Kan bisa dicek tayangan mana, buatan siapa sehingga iklan mereka menjadi efektif,” jelas dosen Fakultas Pertelevisian dan Film Institut Kesenian Jakarta tersebut. Bukan hanya web series, film layar lebar produksi Hollywood ternyata sudah lebih dulu menyelipkan iklan produk di tengah-tengah fi lm. Menurut Marselli Sumarno, fi lm sekelas James Bond juga tidak bebas dari selipan iklan-iklan terselubung. Salah satunya ialah majalah Time yang sering kali terlihat tersimpan di laci meja.

Biaya
Walaupun hanya diedarkan secara daring melalui kanal video seperti Youtube, produksi web series kini juga tidak main-main. Sore-Istri dari Masa Depan produksinya terbilang cukup mewah. Total tujuh dari sembilan episode yang diedarkan, mengambil latar tempat di Italia. Menurut Tika Bravani, proses produksi web series sebenarnya sama persis dengan layar lebar. Mulai dari proses pengarah skrip, produksi, dan penyuntingan dilakukan layaknya sebuah film layar lebar. Saat ini pendiri Komunitas Webseries Indonesia, Denis Adhiswara juga sedang menjalankan proses pengambilan gambar web series terbarunya, Jawara Indonesia. Bertugas sebagai sutradara, Denis menuturkan biaya produksi web series yang rencananya akan ditayangkan Mei depan tersebut memakan biaya hingga Rp1 miliar. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya