Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
KESUKSESAN novel Laskar Pelangi karya penulis Aqil Barraq Badruddin Seman Said Harun atau Andrea Hirata, 49, kembali diakui dunia internasional. Andrea, berkat kiprahnya di dunia literatur, khususnya berkat trilogi Laskar Pelangi yang sangat terkenal, mendapatkan alumni awards dari Kedutaan Besar Prancis di Indonesia kategori kebudayaan. Ia mengaku senang karena dengan adanya penghargaan tersebut, berarti dipastikan, perhatian dunia internasional akan karya-karya sastra Indonesia juga semakin besar. “Mudah-mudahan novel ini memberikan semangat bagi kawan-kawan lain di Indonesia, bahwa pembaca dari negara lain, salah satunya Prancis, membaca dan menghargai karya sastra Indonesia," ujar Andrea di Jakarta, Minggu (26/3).
Penulis asal Bangka Belitung tersebut mengatakan novel yang telah dikembangkan menjadi film tersebut sebelumnya telah terbit dalam bahasa Prancis, tepatnya sejak dua tahun silam. Sambutan baik dikatakan, Andrea, terus berdatangan sejak pertama kali novel Laskar Pelangi berbahasa Prancis terbit. "Selama dua tahun sejak terbit saya mendapat pengalaman luar biasa. Karena novel ini, saya kerap diundang ke berbagai festival buku," tutur dia. Dengan perjalanan yang telah dialaminya bersama novel Laskar Pelangi, Andrea mengatakan sangat berharap kerja sama dalam bidang literatur antara Indonesia dan negara lain, khususnya Prancis, akan dapat diperkuat. Salah satunya ialah melalui program residensi bagi penulis-penulis muda. “Saya sangat ingin nantinya ada program residensi itu supaya penulis-penulis muda atau anak muda yang punya potensi bisa punya kesempatan belajar banyak hal baru dari sana," ujar Andrea.
Seiring dengan berjalannya waktu, dirinya semakin bergairah untuk menulis dalam bahasa Prancis. Pengalaman beberapa tahun tinggal untuk melakukan penelitian di Prancis membuatnya memiliki banyak pengalaman yang sulit terlupakan. "Saya belajar banyak soal sastra di sana. Budaya literasi sudah sangat baik. Saya berharap hal itu juga terus berkembang di Indonesia," ujar Andrea. Lebih lanjut, Andrea mengatakan sangat optimistis dengan perkembangan dunia sastra di Indonesia. Banyak penulis muda yang telah menghasilkan karya-karya besar. Di tengah budaya modern dan digital, terbukti kecintaan terhadap bentuk buku klasik ternyata masih tinggi. "Bisa dilihat saat ini banyak orang sudah semakin sering menulis di banyak media. Meski begitu, saya juga sangat senang ternyata tempat untuk bentuk buku nondigital masih tidak tergantikan," tutur Andrea. Di masa depan, Andrea mengatakan akan lebih serius menjajaki upaya pengembangan penulis muda di Prancis. Ia berharap lebih banyak anak muda potensial yang juga akan memiliki kesempatan belajar dan berkembang lewat pertukaran ilmu dan budaya.
Kategori lain
Andrea tidak sendirian. Ada empat orang lain yang juga menerima anugerah tersebut dalam kategori yang berbeda. Mereka ialah Rektor ITB Dr Ir Kadarsah Suryadi, DEA untuk kategori pendidikan tinggi dan riset, Ajeng Kamaratih (presenter televisi) untuk kategori media, Dr H Sapta Nirwandar, SE (mantan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2011) dari bidang perusahaan, dan Gadis Arivia (pendiri Jurnal Perempuan sekaligus pengajar filsafat Universitas Indonesia) untuk kategori masyarakat sipil. "Indonesia memiliki ribuan alumnus perguruan tinggi Prancis, dan beberapa dari mereka menduduki posisi penting di berbagai sektor. Trofi ini kami berikan untuk mereka yang berkarier cemerlang dan berkomitmen mengembangkan hubungan antardua negara," kata Duta Besar Prancis untuk Indonesia dan Timor Leste, Jean-Charles Berthonnet. (H-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved