Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Erwin Parengkuan: Kuncinya Menghargai Orang Lain

03/3/2017 08:56
Erwin Parengkuan:  Kuncinya Menghargai Orang Lain
(MI/Atet)

PRESENTER, personal branding specialist, Erwin Parengkuan, 47, mengajarkan menghargai keberagaman kepada keempat anaknya, Giulio Ken Parengkuan, Marcio Ken Parengkuan, Abielo Ken Parengkuan, dan Matacha Giana Parengkuan melalui perbedaan.

"Kami keluarga besar memiliki agama yang berbeda, keluarga kami Katolik, sementara mertua saya muslim. Setiap tahun kami merayakan dua hari besar yang berbeda. Keluarga kami juga multikultur, tetapi kuncinya menghargai orang lain karena tidak semua orang semua orang seperti kita," kata Erwin saat dijumpai Media Indonesia di Jakarta, Selasa (28/2).

Dia menambahkan, dalam kehidupan, Erwin dan sang istri, Jana Parengkuan, mengajari anak-anak mereka agar siap dengan perbedaan yang ada di setiap komunitas.

"Dari kecil, saya dan istri selalu mendorong mereka agar menerima perbedaan seperti misalnya juga kesenjangan ekonomi, perbedaan kepercayaan, juga nilai-nilai. Jadi, harus saling menghargai," kata dia.

Erwin kemudian bercerita makan bersama keluarga ialah saat yang tepat untuk berbincang membicarakan banyak hal, termasuk cerita pengalaman anak-anak keseharian.

"Dalam kehidupan mereka selalu ada kejadian, kami memberikan pandangan dan banyak hal yang bisa menjadi bahan diskusi sehingga mereka sadar betul tumbuh di lingkungan tertentu dengan pemahaman yang beragam," jelas dia.

Mereka, menurut Erwin, juga memastikan anak-anak berlaku baik, seperti harus mengikuti nilai-nilai kesopanan yang telah diajarkannya.

Baginya, menjaga kesopanan dan bersikap sesuai dengan norma baik yang orang lain miliki juga merupakan penghargaan atas perbedaan.

Sebagai praktisi komunikasi, Erwin pandai memilih waktu yang tepat untuk menyampaikan masukan untuk anak-anak.

Dia mengaku tidak akan menegur anak di depan khalayak ramai.

"Perlu pendekatan personal. Selain itu, waktunya harus pas dan setiap berbicara dengan mereka harus ada kontak mata."

Dia juga memberikan masukan agar anak sulungnya, Giulio Ken, yang baru saja memulai debutnya di layar lebar melalui film Pertaruhan, agar tidak menjadi sombong.

"Kesombongan ialah musuh terbesar."

Buku keenam

Selain sibuk dengan aktivitas di mengajar di Sekolah Tackinc, Erwin baru saja meluncurkan buku keenam berjudul Understand-inc People.

Buku yang ditulis merupakan hasil pengalamannya sepanjang hidup, lengkap dengan observasinya selama ini.

Dia sama seperti Socrates. Dalam buku ini ia mendefinisikan kepribadian lawan bicara dalam empat tipe manusia.

Erwin menciptakan istilah baru agar familier untuk masyarakat Indonesia, yakni si gesit, si kuat, si damai, dan si rinci.

"Kita menyadari kepribadian yang menarik ialah kunci kesuksesan. Penting juga bagi setiap orang agar mengenal siapa dirinya untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan siapa pun," kata Erwin.

Buku itu juga menjadi jembatan bagi calon siswa Talkinc yang terkendala oleh biaya dan jarak.

"Buku ini sarana efektif untuk menyampaikan pesan itu. Saya sadar betul tidak semua orang punya kesempatan menjadi peserta pelatihan," tutup lelaki rendah hati itu. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya