Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Split, dari Pujian hingga Kritik

Hera Khaerani
26/2/2017 03:46
Split, dari Pujian hingga Kritik
(DOK. UNIVERSAL PICTURES)

Apa jadinya bila seorang penjahat ternyata memiliki 23 kepribadian dalam satu tubuh?

KETIKA M Night Shyamalan mengumumkan pembuatan film terbarunya, Split, banyak yang menebak-nebak bagaimana kiranya dia akan membuat 'twist' dari ceritanya. Setelah The Sixth Sense (1999), banyak kritikus menilai 'twist' pilihan sutradara yang terkenal berkat film horor terkait dengan supranatural itu terlalu mengada-ada.

Nyatanya di kalangan pecinta film horor thriller, Split terbilang sukses. Film yang digarap dengan anggaran US$9 juta itu telah menghasilkan US$100 juta di Amerika Utara dalam tiga minggu pemutarannya.

Film ini mengisahkan tiga remaja yang diculik di pusat perbelanjaan seusai perayaan ulang tahun Claire (Haley Lu Richardson). Karena tidak ada yang menjemput, ayah Claire menawari Casey (Anya Taylor-Joy) tumpangan pulang bersama putrinya dan sahabatnya, Marcia (Jessica Sula). Tanpa disangka-sangka, sang ayah diserang, lalu seorang lelaki masuk langsung duduk di kursi pengemudi. Ketiga remaja tersebut diculik, disembunyikan ke dalam ruangan tersembunyi dengan labirin-labirin yang serbatertutup.

Di tengah kebingungan soal alasan dan tujuan penculikan mereka, perlahan ketiganya menyadari keanehan dari penculiknya yang terus berubah dari waktu ke waktu. Sulit untuk tidak menyadari ketika lelaki tersebut mengenakan pakaian perempuan, bertingkah seperti perempuan, dan menamai dirinya Patricia. Di saat yang lain, sosok yang sama bertingkah seperti bocah berusia sembilan tahun yang mengaku bernama Hedwig.

Split memang bermain di genre psychological thriller horror. Kali ini Shyamalan menggali kelainan dissociative identity disorder (DID) alias kepribadian ganda. Tokoh antagonis utamanya, Kevin Wendell Crumb (James McAvoy), menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga ketika masih kanak-kanak. Dia kemudian didiagnosis mengalami kepribadian ganda.

Pskiaternya, Dr Karen Fletcher (Betty Buckley), mengetahui ada 23 kepribadian dalam tubuh Kevin. Meski begitu, di antara kepribadian-kepribadian tersebut, tersebar cerita soal sosok 'monster'. Sosok yang belum diketahui inilah yang mengancam ketiga remaja puteri yang diculik itu. Dalam kisah itu, kelainan kepribadian ganda ternyata tidak hanya bisa membuat seseorang memiliki banyak kepribadian, tapi juga berubah menjadi sesuatu yang di luar sifat-sifat manusia.

Kritik

Akting James McAvoy dalam film tersebut patut diacungi jempol. Dia sukses memainkan setiap karakter kepribadian dalam tubuh Kevin dengan perbedaan yang kentara dan amat kuat. Namun, di sisi lain, film ini juga menuai kritik dari para pejuang kesehatan mental.

Dilansir dari The Guardian, Dr Michelle Stevens yang juga mengidap kepribadian ganda menilai Shyamalan lewat filmnya itu telah menyakiti orang-orang dengan kepribadian ganda karena memberikan stereotip yang menyesatkan. Film tersebut dinilai menjadi langkah mundur bagi perjuangan terhadap pengakuan dan pengobatan untuk orang-orang dengan DID.

Senada dengan Stevens, psychiatrist Garrett Marie Deckel, spesialis DID Mount Sinai's Icahn School of Medicine, mengatakan, "Kamu akan mengecewakan dan berpotensi gejala pada ratusan orang yang sudah menderita."Sementara itu, Shyamalan kepada USA Today mengungkapkan berencana akan membuat film lagi setelah Split, yang akan mengaitkan tiga film bersama.

"Saya merasa penting untuk tetap membuat film orisinal, itu yang saya lakukan, tapi saya tidak masalah trilogi yang berbeda dalam grup," ujarnya. (The Guardian/CNN/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik